Warga Perumahan Handil Kopi masih mengalami krisis air bersih. Paling parah di Blok C dan E karena berada di perbukitan. Setelah demo, Kamis (19/9) malam, ketua RT setempat akan bertemu manajemen PDAM besok.
SAMARINDA–Warga Perumahan Handil Kopi, Kecamatan Sambutan, Samarinda, mengalami krisis air bersih. Terutama yang tinggal di Blok C dan E perumahan itu, sudah sekitar delapan bulan air dari PDAM Tirta Kencana tidak mengalir.
Padahal, slang dan meteran air terpasang di rumah mereka. Misliana (41), ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di Blok B, mengatakan sudah enam hari air di rumahnya tidak mengalir. Sang suami sempat membeli air untuk mencukupi mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Dia mengaku telah mendengar aksi para warga yang berunjuk rasa, Kamis (19/9) malam lalu. Misliana tidak mengetahui dengan pasti terkait terganggunya aliran air di wilayahnya. “Di sini baru enam hari gak nyala.” tuturnya.
“Yang lebih parah rumah di Blok C dan E,” tambahnya seraya menunjuk Blok C yang berada di atas, Sabtu (21/9). Mungkin karena lokasinya tinggi, booster di dekat gerbang Bumi Sambutan Asri tidak kuat mendorong air naik ke blok tersebut.
Ketua RT 38, Perum Handil Kopi, Ahmad Mahbobi (32) menerangkan, warganya yang berada di Blok C dan E memang tidak mendapatkan pasokan air dari PDAM sejak Februari lalu. “Kalau di Blok B baru enam hari ini,” ujarnya.
Bobi, sapaan akrab ketua RT 28, mengatakan menjadi salah satu yang terlibat dalam demo pada Kamis (19/9) malam tersebut. Dia mengatakan, pihak PDAM telah mengirim dua truk tangki untuk membagi air bersih. “Kemarin dua truk, hari ini juga dua truk,” ucapnya.
Dia harus membagi pada warga yang benar-benar tidak memiliki persediaan yang cukup. Bobi lebih mengutamakan warga di Blok C dan E. Pasalnya, mereka yang terlebih dahulu terdampak kekurangan air. “Saya plotkan tiga truk untuk perum di atas dulu. Kalau yang di bawah kemungkinan masih memiliki stok air,” ujarnya
Bobi mengatakan, Senin (23/9), dirinya akan mengadakan pertemuan dengan Direktur Bidang Teknik PDAM Tirta Kencana Ali Rachman As. Pertemuan tersebut telah dijanjikan oleh Ali ketika dirinya datang saat demo berlangsung, Kamis (19/9) malam.
Ditemui terpisah, Direktur Bidang Teknik PDAM Tirta Kencana Ali Rachman As mengatakan telah membahas hal tersebut dengan Bobi dan kawan-kawan. Menurut dia, untuk mendukung tekanan air ke Handil Kopi, pihaknya segera mengaktifkan booster yang berada tak jauh dari sana.
“Booster itu kan dulu masih milik pemkot, tapi sudah diserahkan ke PDAM. Kami akan gunakan itu untuk mendukung penyaluran air,” ujarnya.
Ali mengatakan, Samarinda merupakan kota dengan kontur perbukitan, sehingga penyaluran air akan terus mengalami kendala. Semisal pembagian jadwal di setiap daerahnya. Contohnya, Handil Kopi dan Pelita 4 dengan jadwal tiga hari nyala tiga hari mati.
Sementara itu, untuk masalah kerusakan bocornya pipa di depan jalan masuk Perum Bumi Sambutan Asri sudah selesai diperbaiki. Normalnya aliran setelah kerusakan membutuhkan waktu 3–4 hari. Jadi, warga diharapkan sabar.
Ali mengatakan, aliran air di daerah Sambutan, Pelita 4, Handil Kopi, dan Selili, hanya mengandalkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Selili. IPA tersebut memiliki dua mesin produksi air. Satu alatnya, hanya mampu memproduksi air sebanyak 25 liter per detik dan dibantu satu mesin lagi dengan kemampuan produksi 120 liter per detik. “Semua terkendali dan masih stabil,” tutupnya. (*/eza/kri/k8)