Aksi Global Tuntut Perlindungan Lingkungan

- Sabtu, 21 September 2019 | 12:08 WIB

Banyak negara memberi perhatian lebih terhadap perubahan iklim. Perusahaan-perusahaan pun mengizinkan karyawan turun ke jalan untuk aksi lingkungan.

===============

WASHINGTON–Anda akan mati karena usia tua, saya akan mati karena perubahan iklim. Kalimat itu terpampang jelas di spanduk yang dibawa Samra Shehzad. Perempuan 20 tahun itu salah satu peserta Global Climate Strike dari India. Aksi mogok massal tersebut digelar di berbagai kota besar di lebih 150 negara secara serentak, kemarin (20/9).

''Kita harus melakukannya sekarang. Ini adalah masa depan kita,'' ujar Shehzad seperti dikutip BBC.

Penduduk India memang patut waswas. Delhi merupakan satu dari 21 kota di India yang diperkirakan akan kehabisan air bawah tanah pada 2020. Ibu kota India itu juga masuk dalam daftar kota paling berpolusi di dunia.

Aksi kali ini lebih besar dari Maret lalu. Yang turun juga ke jalan juga bukan hanya para pelajar dan orangtua mereka. Tapi juga para pekerja. Berbagai kota memberikan toleransi pada sekolah agar siswanya bisa ikut aksi. Pun demikian dengan perusahaan-perusahaan di berbagai belahan dunia.

The Guardian, misalnya. Seluruh pegawai di kantor pusat di London, Inggris, diperbolehkan bergabung dengan massa untuk aksi kepedulian lingkungan. Patagonia, Ben and Jerry's, The North Face, dan puluhan perusahaan lainnya juga melakukan hal serupa.

Pemerintah New York, AS, jauh hari sudah mengumumkan bahwa para pelajar di kota tersebut boleh bolos sekolah dan ikut aksi turun ke jalan. Hal serupa dilakukan Pemerintah Boston. Ada sekitar 10 ribu massa yang beraksi di kota tersebut. Mereka yang turun ke jalan tidak hanya membawa spanduk. Ada yang memakai kostum beruang kutub, dinosaurus, globe, dan berbagai hal lain.

Jika aksi di berbagai kota besar di dunia dipenuhi dengan ratusan ribu massa, tidak demikian halnya dengan di ibu kota Rusia, Moskow. Hanya satu orang yang berdiri di tengah kota sambil membawa spanduk tentang perubahan iklim.

Dia adalah Arshak Makichyan. Pria yang berprofesi pemain biola itu sudah enam bulan ini melakukan aksi mogok Fridays for Future. Aksi yang diprakarsai aktivis lingkungan Greta Thunberg itu digelar setiap Jumat.

Sejatinya pemuda 24 tahun itu sudah minta izin untuk menggelar aksi yang lebih besar kemarin. Tapi, Pemerintah Rusia menolaknya. Aksi protes lebih dari satu orang di pusat kota Moskow harus mendapatkan izin dari pemerintah. 

''Saya berusaha mendapatkan dukungan dari pemuda di sini jadi kamu bisa memengaruhi pemerintah untuk bertindak,'' tegasnya.

Rusia adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar keempat setelah Tiongkok, AS, dan India. Para ilmuwan mengungkap, Rusia sudah memiliki tanda-tanda perubahan iklim. Misalnya, kebakaran yang terjadi di Siberia dan gedung-gedung yang ambruk karena mencairnya permafrost dan banjir. Permafrost adalah tanah yang berada di titik beku. Biasanya tanah tersebut membeku sepanjang tahun. Rusia juga masih aktif mengebor minyak bumi di Artik.

Sementara itu di Jerman, pemerintah sepakat menggulirkan rencana terkait perubahan iklim. Dilansir Agence France-Presse, Jerman akan mengucurkan setidaknya EUR 100 miliar (Rp 1,5 kuadriliun) hingga 2030 untuk usaha perlindungan lingkungan.

Rencananya, anggaran itu dipakai untuk memangkas emisi di sektor industri dan energi, insentif untuk kendaraan listrik dengan nol emisi maupun transportasi publik. Nantinya tiket pesawat akan naik sedangkan tiket kereta api dibuat jauh lebih murah. (sha/jpg/dwi/k8)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X