Air Tandon Menjamur, Harga Mahal Tetap Dibeli

- Sabtu, 21 September 2019 | 11:22 WIB

JAM 7 pagi, Rusdi segera memanaskan mesin mobil pikap hitam miliknya. Setelah menyeruput kopi ia segera mengemudi menuju Unit Pelaksana Mobil Tangki (UPMT) milik PDAM Kota Balikpapan di Jalan MT Haryono. Tak hanya ia, rupanya belasan mobil pikap lain dengan tandon merah di bagian belakang sudah mengantre.

 

Ayah dari dua anak ini memilih menjadi penjaja air musiman kala kemarau seperti saat ini. Dalam sehari dirinya berujar, permintaan air bersih bisa mencapai 8-12 tandon. Keuntungan yang didapatkan dari menjual air tandon lumayan besar. Ia membayar Rp 20 ribu untuk satu tandon yang mampu menampung 1.200 liter air. Kepada warga dia menjual lima kali lipat, seharga Rp 100 ribu.

“Awalnya saya lihat banyak teman yang jadi penjual air tandon. Keuntungannya lumayan. Saya coba buat beli tandon juga akhirnya. Sehari bisa dapat Rp 200-240 ribu. Buat kebutuhan keluargalah,” beber pria yang kesehariannya menjadi pengantar barang tersebut.

Kebanyakan, pembelinya merupakan warga daerah Gunung Bugis dan Asrama Bukit di Balikpapan Barat. Tapi ada pula warga di wilayah Telindung dan Perumnas di Balikpapan Utara.

 

Meski harganya yang berlipat-lipat, nyatanya masih banyak warga yang berminat. Bukan hanya di wilayah Balikpapan Barat, tapi daerah Balikpapan Utara pun juga menjadi ladang pendapatan bagi Rusdi Cs yang kini tengah getol menjajakan air tandon.

Sutriyati, warga yang tinggal di Perumnas, Jalan Abdul AW Syahrani itu menuturkan beberapa hari terakhir air sering ngadat. Tidak hanya malam, terkadang air mati dari subuh hingga sore hari.

Mati air membuat ia tak punya banyak pilihan. Apalagi jelang akhir pekan seperti sekarang, tumpukan pakaian kotor belum tercuci. Ia pun akhirnya membeli air tandon.

“Saya pikir sehari saja, eh nggak tahunya sudah tiga hari kok nggak nyala. Yah karena kalau pesan air tangki PDAM lama datangnya, kita terpaksa beli yang tandon,” ucap dosen di perguruan swasta di daerah tersebut.

Sebagai warga yang tinggal di daerah perbukitan, Maya Sari menuturkan, air yang mengalir di rumahnya wilayah Balikpapan Barat memang tidak sederas di rumah keluarganya yang berada di Balikpapan Tengah.

Acap kali air ngadat di saat tak terduga. Sedangkan tangki PDAM hanya datang seminggu sekali setiap Rabu, itu pun hanya kala musim kemarau. Di luar itu dia mesti membeli air tandon. “Harga air tandon sama tangki sama saja,” ucap pekerja swasta itu.

Satu tandon air berisikan 1.200 liter, sedangkan tangki PDAM berisikan 5.000 liter air. Hanya saja dijual dengan harga serupa, yakni Rp 100 ribu. PDAM juga melayani pembelian per tandon atau per bak. Per bak ditawarkan dengan harga Rp 15 ribu, sedangkan penjual air tandon di harga Rp 20 ribu per bak. Meski jumlah air yang diterima begitu jauh berbeda, tapi Maya mengatakan hal serupa dengan Sutriyati. “Lama, kalau tangki PDAM mesti ke kantor mereka dan pesan seminggu sebelumnya. Yah mending tandon, walau sedikit tapi bisa ditelepon dan langsung datang,” lanjutnya. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X