Sembilan Tahun Cuma Dapat Angin PDAM

- Jumat, 20 September 2019 | 10:47 WIB

APA yang dialami warga Gunung Guntur Asri terasa mengecilkan kesusahan yang dirasakan sebagian warga perbukitan Balikpapan Barat yang sudah sepekan tak teraliri air PDAM.

Mereka juga sudah lama tak dapat air PDAM. Tujuh hari? Terlalu kecil. Tujuh bulan, mereka masih bisa maklum. Tapi tujuh tahun lebih, bagaimana rasanya? Tepatnya 9 tahun, air PDAM tak pernah menyinggahi rumah mereka.

"Meteran PDAM ada. Tuh di pojok teras. Tapi nggak ada gunanya," ketus Takur, demikian ia mengenalkan diri kepada media ini kemarin sore.

Bersama sejumlah warga, Takur sedang berleha-leha di teras rumahnya di RT 29 Kelurahan Gn Sari. Raut tak senang tampak di wajahnya saat PDAM jadi bahan pembuka obrolan.

Hanya perlu pancingan sedikit soal air ngadat saat kemarau, Takur lantas nyerocos di kawasan tempatnya tinggal air ngadat tak kenal musim. "Musim kemarau, musim hujan, musim rambutan sampai musim kawin sama saja. Air tak pernah ngalir," katanya.

Dulu, duluuuuu, lanjutnya. Air masih ngalir kalau jelang perayaan hari besar. Misalnya Lebaran atau Natal. Tapi beberapa bulan terakhir, ups, beberapa tahun terakhir, aliran air insaf menyinggahi kawasan ini.

Satu dua tahun pertama warga meski dengan berat hati masih membayar biaya abonemen, retribusi wajib PDAM. Tapi karena air tak kunjung mengalir, warga pun protes. Baik kepada petugas yang tiap bulan mendata meteran, atau kepada petugas loket tempat biasa melunasi rekening air. "Saya ngamuk-ngamuk di loket PDAM. Masak tiap bulan bayar abonemen tapi air nggak pernah ngalir. Zalim nggak pemerintah kalo begini," katanya.

Lalu tanpa digerakkan, warga pun insaf membayar biaya abonemen. Petugas PDAM yang biasa datang mendata juga tak pernah muncul lagi.

Soal tak bayar abonemen ini dibenarkan petugas PDAM yang beberapa hari sebelumnya bertemu media ini saat mendata meteran air di sekitar Gn Guntur. Petugas yang tak ingin dikorankan namanya ini menyebut, ia malu datang ke sebagian besar kawasan Gn Guntur Asri untuk mendata meteran, sebab sudah sekian lama air PDAM tak mengalir di kawasan ini.

Kembali ke Takur, menurutnya warga sudah telanjur kecewa. Baik dengan PDAM ataupun sejumlah caleg yang sering menjanjikan air akan lancar jika warga memilih caleg yang berkampanye di kawasan tersebut.

"Kalau ada pertanyaan apa mau kami sekarang, kami mau ganti itu semua direksi PDAM. Ganti bagian distribusi. Bagi kami ini soal pilih kasih. Warga di sini dianaktirikan," katanya berapi-api.

Sejumlah tetangga yang bersamanya duduk di teras kompak membenarkan pendapat Takur. Ogel salah satunya. Ia mencontohkan, jika alasan air tak mengalir karena kawasan Gunung Guntur Asri ada di perbukitan, masalah itu termentahkan. Karena permukiman warga di Jalan Beller lebih tinggi, dan nyatanya air mengalir terus di situ.

"Kalau bicara masalahnya tekanan, harusnya PDAM tambah booster untuk penguat. Bukan membiarkan pelanggan nungguin air sampai tengah malam. Yang ditunggu tak pernah datang," katanya.

Lalu bagaimana mereka mengatasi persoalan ini? Takur menyebut, warga tak kurang 100 KK pada akhirnya tak bisa menunggu pemerintah membereskan. Kini warga mengusahakan air secara swadaya. Mereka menggali sumur bor, membuat IPA mini, lalu mendistribusikan air ke rumah-rumah warga dengan pipa PVC.

Masing-masing KK dijatah maksimal dialiri air 1 hingga 1,5 jam per hari. Bergantung topografi rumah. Dengan durasi itu biasanya sudah bisa tertampung 2 hingga 3 drum ukuran 200 liter.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X