Iran Ogah Diam Diri, AS Siapkan Bukti

- Jumat, 20 September 2019 | 09:33 WIB

TEHERAN– Iran, tampaknya, lebih berani tegas daripada pemerintah AS atau koalisi Arab Saudi. Mereka tak mau basa-basi terkait tuduhan serangan kilang Abqaiq di Arab Saudi. Mereka membantah tudingan tersebut melalui nota diplomatik yang ditujukan ke Gedung Putih.

Nota tersebut ditujukan ke pemerintahan Donald Trump melalui Kedutaan Besar Swiss di Iran. Sejak insiden penyanderaan diplomat di Teheran pada 1979, AS memang tak punya lembaga diplomatik. Mereka hanya punya Seksi Kepentingan AS di Kedubes Swiss. ”Pemerintah Iran membantah dan mengutuk klaim bahwa Iran ada di balik serangan (kilang Abqaiq, Red).” Begitulah pesan pemerintah Iran menurut Iran Republic News Agency.

Dalam memo tersebut, Iran juga mengancam AS bahwa pihaknya tak main-main. Kalau memang AS atau Arab Saudi memutuskan menyerang, Iran bakal langsung merespons. Tanggapan Iran pun jelas bukan sekadar protes atau ancaman.

”Kami tentu tak ingin ada konflik di level regional. Siapa yang memulai konflik? Bukan orang Yaman. Tapi, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan AS,” ungkap Presiden Iran Hassan Rouhani.

Pengamat hubungan internasional Gerald Feierstein menganggap memo tersebut merupakan tantangan dari Teheran ke AS. Mantan duta besar AS untuk Yaman itu menilai Iran terus mengetes batas diplomasi AS terhadap isu Iran. ”Pada akhirnya, AS masih mencari cara untuk membuat Iran duduk di meja runding,” papar dia kepada CNBC.

Benar, AS memang tak ingin gegabah lagi menanggapi isu serangan di aset milik perusahaan minyak Saudi Aramco. Kemarin (18/9) Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba di Arab Saudi untuk membicarakan isu serangan kilang pekan lalu. Belum jelas respons yang bakal dilakukannya meski kedua pihak yakin bahwa Iran-lah yang bertanggung jawab. ”Sudah jelas bahwa serangan ini melibatkan Iran. Kami hanya tak ingin terlalu tergesa-gesa,” ujar Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris Khalid bin Bandar kepada BBC.

Kabarnya, keduanya juga sudah mengantongi bukti-bukti kuat terhadap klaim mereka. Menurut Agence France-Presse, Gedung Putih sebenarnya sudah menyimpulkan bahwa lumpuhnya kilang Abqaiq disebabkan serangan rudal jelajah dari Iran. Pejabat AS yang minta tak disebutkan namanya menjelaskan bahwa bukti-bukti tersebut bakal diungkapkan pada Sidang Umum PBB di New York pekan depan. ”Seperti dikatakan presiden. Kami tak ingin berperang, tapi AS jelas siap,” ujar Wakil Presiden AS Mike Pence.

Trump pun mengubah sikapnya. Dia tak lagi ngebet untuk bertemu dengan Hassan Rouhani atau Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. Wacana bertemu di sela Sidang Umum PBB pun perlahan menjauh. ”Saya tidak menghapus kemungkinan apa pun. Tapi, saya memang lebih suka untuk tak bertemu dengannya (Hassan Rouhani, Red),” ungkap Trump.

Menurut Jon Alterman, pakar Timur Tengah di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Trump tak punya pilihan lain selain bersikap hati-hati. Pasalnya, tanggal Pemilu 2020 AS semakin dekat. Dia tak mau kehilangan kesempatan meneruskan jabatan ke periode kedua hanya karena isu Iran.

”Ada banyak konstituen yang menganggap perang di Timur Tengah adalah hal yang gila. Karena itu, tindakan militer harus dipertimbangkan secara masak-masak,” jelasnya. (bil/c10/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X