DAMPAK kabut asap membuat seluruh penerbangan di Bandara APT Pranoto Samarinda pada Selasa (17/9) berhenti beroperasi. Bandara ditutup sementara dan aktivitas penerbangan lumpuh. Lion Air Group yang memiliki jadwal penerbangan paling banyak di Bandara APT Pranoto memilih untuk mengalihkan seluruh penerbangannya melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menuturkan, pengalihan terpaksa dilakukan melihat kondisi cuaca buruk berupa fog/smoke (kabut asap). Hal ini membuat jarak pandang di Samarinda tak kunjung membaik. Imbas dari maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dia menjelaskan, kabut asap yang pekat membuat jarak pandang (visibility) tidak memenuhi syarat minimum untuk aktivitas penerbangan. Baik untuk lepas landas maupun mendarat. Ada pun pengalihan ini sudah berlangsung sejak Senin (16/9) dan akan berakhir hingga pemberitahuan lebih lanjut (until further notice/ UFN).
“Perubahan rute bersifat sementara hingga kondisi cuaca di Samarinda membaik,” ujarnya. Pengalihan seluruh jaringan penerbangan domestik dari dan menuju Samarinda. Berlaku untuk seluruh operasional pesawat Lion Air Group di antaranya Lion Air kode penerbangan JT, Wings Air kode penerbangan IW, Batik Air kode penerbangan ID dipindahkan atau reroute ke Bandara SAMS Sepinggan.
“Kami menegaskan bahwa berdasarkan situasi yang terjadi seluruh operasional dijalankan menurut standar operasional prosedur (SOP),” ungkapnya. Dampak dari pemindahan itu juga menjalar ke rute lainnya. Setidaknya terdapat tujuh rute yang turut mengalami penyesuaian.
Mulai dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang (CGK), Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP), Bandara Adisutjipto Jogjakarta (JOG), Bandara Yogyakarta Kulonprogo (YIA). Selanjutnya Bandara Juanda Sidoarjo (SUB), Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS), dan Bandara Kalimarau Berau (BEJ).
Mandala menuturkan, pihaknya memfasilitasi kepada penumpang bagi yang akan melakukan proses pengembalian dana atau refund dan perubahan jadwal keberangkatan atau reschedule sesuai ketentuan yang berlaku. Lion Air Group juga memberikan informasi kepada seluruh tamu atau penumpang.
Khususnya yang mempunyai jadwal penerbangan dengan tujuan Samarinda (inbound) dan dari Samarinda (outbound) untuk melaporkan ke petugas layanan di bandara (customer services) atau layanan pelanggan (call center). “Kami akan terus berkoordinasi bersama pihak terkait guna memperoleh perkembangan atau keterangan sesuai situasi terbaru,” sebutnya.
Dia menegaskan, Lion Air Group akan meminimalisasi dampak yang timbul. Sehingga tidak mengganggu penerbangan dan operasional lainnya. “Operasional Lion Air Group akan berjalan normal kembali setelah jarak pandang dinyatakan aman untuk penerbangan,” tutupnya.
Pelaksana Harian (Plh) Unit Pelaksana Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Samarinda Dwi Muji Raharjo mengatakan, bandara sebenarnya beroperasi normal. Namun, kegiatan penerbangan tidak bisa dilakukan. “Kami selalu menunggu update informasi cuaca dan jarak pandang,” ujarnya.
Dia memastikan, kemarin, tak satu pun penerbangan yang lepas landas maupun mendarat di Bandara APT Pranoto Samarinda. Jika terjadi pengalihan, itu keputusan pihak maskapai. “Kami tidak bisa memprediksi. Jarak pandang berubah-ubah. Kadang sudah mulai membaik, selang beberapa jam jarak pandang menurun. Kan syarat penerbangan visual di APT Pranoto 5.000 meter (jarak pandang),” beber Muji.
Pelaksana Pelayanan dan Operasi Bandar Udara APT Pranoto Samarinda Rora Ardian menuturkan, dalam kondisi normal, penerbangan reguler di Bandara APT Pranoto mencapai 46 kali per hari.
“Kami harap kondisi semakin membaik,” ucapnya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak membakar lahan di sekitar bandara. Mengingat, kondisi kabut asap saat ini sangat memprihatinkan setelah menerima kiriman asap dari luar Samarinda. “Saya harap masyarakat mau bersama-sama menjaga hutan, agar tidak memperburuk keadaan,” pungkasnya.