Asap Semakin Pekat, ISPA Meningkat

- Rabu, 18 September 2019 | 13:29 WIB

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum hilang. Akibatnya, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat.

 

SANGATTA-Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani menyampaikan, sepanjang tahun penyakit ISPA selalu muncul. Hanya, saat maraknya karhutla, penyakit itu meningkat. Tak ada angka pasti berapa jumlah pasien yang terserang ISPA. Namun, dia dapat menghimpun data dari praktik dokter yang dikelolanya.

"Tidak terlalu signifikan jumlahnya. Kami belum bisa menghitung. Tolok ukur di praktik saya, yang sebelumnya enam pasien sekarang meningkat jadi delapan orang per harinya," katanya saat dikonfirmasi kemarin (17/9).

Diskes Kutim berencana membagikan masker sebagai upaya mengantisipasi penyebaran ISPA, yang disebabkan meluasnya kabut asap di Kutim.

"Kami masih memantau, kalau udaranya semakin memburuk, pemberian masker secara gratis secepatnya dilakukan. Hanya, belum tahu waktunya, kalau sudah dapat kepastian cuaca, kami turun," terang dia.

Pihaknya fokus memantau Sangatta terlebih dulu. Jika daerah lain membutuhkan, Diskes turun memastikan di kecamatan lain yang terkena dampak serupa. "Kalau penanganan ISPA bisa berobat sendiri di dokter praktik, kecuali ada komplikasi dirujuk ke rumah sakit. Nanti diberi antibiotik sebagai pengobatan," tuturnya.

Terpisah, Direktur RSUD Kudungga Sangatta Anik Istiyandari menerangkan, di rumah sakit belum ada keluhan ISPA. Menurutnya penanganan penyakit seperti itu bisa ditangani oleh RS tipe D. "Kalau di RSUD sejauh ini tidak ada, kami tidak bisa menangani, dengan jaminan kesehatan bisa merujuk ke RS lain," ungkapnya.

Meluasnya karhutla, Dandim 0909/Sgt Letkol Czi Pabate melalui Kasdim Mayor Inf Jon Saragi menyampaikan, darurat asap membuat pihaknya mendapat arahan langsung dari pimpinan melalui telekomunikasi teleconference kemarin. "Kami diminta menurunkan semua kekuatan yang dimiliki untuk mencegah kebakaran lahan. Sebab, kejadian dapat menghambat aktivitas masyarakat, termasuk penyebaran ISPA," ungkapnya.

Dia menjabarkan, titik api tersebar di sejumlah desa. Seperti Sangkima, Rantau Pulung dan Muara Bengkal, yang merupakan daerah paling rawan. Jon menyebut, satu perusahaan terindikasi sengaja melakukan pembakaran lahan.

"Pembakaran itu mayoritas untuk membuka lahan, ada perorangan dan ada juga perusahaan. Ini disayangkan jika terus meluas. Lahan gambut paling mudah terbakar dan cepat menjalar," bebernya. Menjalin mitra dengan kepolisian, serta struktural kecamatan maupun desa, Kodim 0909/Sgt berupaya menekan angka karhutla. Beragam upaya dilakukan. Mensosialisasikan ke masyarakat tentang pencegahan dan penanganan kebakaran lahan.

 

"Kami belum tahu perusahaan apa, yang jelas sawit. Masih kami telusuri,” ujarnya. Salah satu perusahaan berada di Kecamatan Muara Bengkal. “Kalau benar, kami panggil dan ingatkan, tapi ada kepolisian yang menindaklanjuti," pungkasnya. (*/la/dra2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X