SAMARINDA–Lemahnya kerja parpol dalam mengader figur berujung minimnya figur berkualitas yang dapat diusung di pilkada. Kritik tajam yang dilontarkan Lutfi Wahyudi, pengamat politik dari Universitas Mulawarman itu menyasar pada penjaringan yang dibuka beberapa parpol sejak awal September ini.
Namun, Sekretaris PDI Perjuangan (PDIP) Samarinda Ahmad Sofyan menilai, kaderisasi partai tidaklah tersendat. Banteng moncong putih di Kota Tepian, sudah memiliki figur yang tidak asing di telinga warga Samarinda.
Sebut saja, Siswadi yang empat kali duduk di kursi DPRD Samarinda, Zuhdi Yahya yang perkasa dengan upaya pengembangan olahraga, hingga Edi Kurniawan yang sempat mencicipi kursi Karang Paci, DPRD Kaltim. “Kami punya kader berkualitas. Tapi, kami juga tidak menutup diri atas potensi sosok berkualitas lain di luar PDIP,” tuturnya.
Penjaringan pun jadi langkah menangkap figur berpotensi yang dapat diikuti kader atau sosok di luar PDIP. Tak adanya partai yang mampu mengusung tunggal calon wali dan wakil wali kota di Samarinda membuat dinamika politik teramat cair.
PDIP pun berhasil mendapatkan delapan kursi dari jatah electoral, April lalu. Sementara itu, syarat elektoral untuk mengusung mandiri ialah sembilan kursi. Karena itu, penjaringan bisa menakar kekuatan setiap figur yang dirasa layak.
Apalagi, tidak sedikit figur yang mendaftar ke banteng moncong putih juga mendaftar ke penjaringan partai lain. “Kaderisasi formal tetap jalan. Tapi, semua kembali pada proses yang berjalan dan pasti yang terbaik yang akan kami usung,” sambungnya.
PDIP yang nantinya jadi kendaraan politik bakal calon petarung pilkada tentu memikirkan matang-matang komitmen yang terbangun antara figur yang diusung dan partai koalisi. Sofyan, sapaannya, menegaskan komitmen itu berujung pada visi-misi membangun Samarinda lima tahun ke depan.
Dimyati Mustofa, ketua DPD PKS Samarinda, mengaku memang kondisi partai dakwah yang dibesutnya di Ibu Kota Kaltim ini hanya menggelar penjaringan internal dengan hasil dua figur yang dipersilakan untuk membangun komunikasi dengan partai lain. Yaitu, Harun Al Rasyid dan Arif Kurniawan. “Kami berupaya kader nomor wahid kami bisa unjuk gigi. Soal kapasitas disaring melalui mekanisme internal yang ketat,” tuturnya, beberapa waktu lalu.
PKS pun memastikan koalisi yang kelak terbangun tidak sekadar perahu yang mengantarkan petarung unggulan berlaga. Mengawal komitmen kerja agar sesuai koridor pasti diutamakan. “Itu hal pasti, tak mungkin komitmen jangka pendek seperti itu,” pungkasnya. (*/ryu/dns/k8)