Buntut Serangan Drone Iran, AS Siap Membalas

- Selasa, 17 September 2019 | 17:04 WIB

Amerika Serikat mengklaim ada 19 target yang terdampak serangan. Sementara Iran mengaku hanya menggunakan 10 drone.

 

WASHINGTON – Pemerintah AS bersikeras menuduh Iran sebagai pelaku serangan kilang minyak Abqaiq, Arab Saudi, pekan lalu. Presiden AS Donald Trump pun memberi sinyal bahwa AS siap membalas. Perkembangan tersebut membuat banyak negara waswas.

''Kami punya alasan untuk merasa yakin siapa pelakunya. (AS) sudah terkokang dan tinggal menunggu verifikasi dari kerajaan (Arab Saudi),'' tulis Trump melalui Twitter-nya, Minggu (15/9).

Gedung Putih seperti yakin 100 persen bahwa pemerintah Hassan Rouhani yang melumpuhkan salah satu kilang terbesar Saudi Aramco itu. Akibat serangan Sabtu lalu, 5 persen pasokan minyak dunia hilang dari peredaran. Harga minyak global pun naik lebih dari 10 persen.

AS juga tak mau disebut tukang fitnah. Pemerintah pun membeberkan data-data yang dirasa mendukung klaim mereka. Salah satunya, fakta bahwa ada 19 target yang terkena serangan. Padahal, Houthi hanya mengaku mengerahkan 10 drone untuk aksi tersebut.

''Dilihat dari sudut serangan, itu kemungkinan besar datang dari wilayah Iran atau Irak,'' ujar salah seorang pejabat pemerintah yang menolak diungkap identitasnya kepada CNN.

AS menambahkan, Kuwait juga melaporkan adanya drone yang tanpa izin melewati ruang angkasanya sebelum serangan kilang Aramco. Hal itu memperkuat dugaan bahwa serangan datang dari barat laut Arab Saudi.

Pakar-pakar militer lainnya setuju bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kekuatan militer negara. Namun, mereka mengatakan, hal itu tak langsung memastikan bahwa Iran pelakunya. ''Serangannya memang sangat akurat tapi itu tidak memastikan apapun,'' papar pensiunan angkatan laut AS John Kirby.

Mungkin pemerintah AS juga sadar bahwa bukti mereka belum kuat. Karena itu, beberapa petinggi Gedung Putih buru-buru menghaluskan nada yang dikeluarkan. Kepala Staf Wakil Presiden Marc Short menjelaskan bahwa kata terkokang artinya pasokan energi AS aman dari serangan-serangan tersebut.

''Presiden selalu terbuka terhadap semua pilihan,'' ucap penasihat senior Gedung Putih Kellyanne Conway kepada Fox News.

Presiden Iran Hassan Rouhani terus menyangkal tuduhan tersebut. Dia berpendapat bahwa wajar jika warga Yaman ingin membalas kejahatan yang dilakukan koalisi Arab Saudi. Sangkalan itu juga diperkuat pihak Houthi.

''Kami mengonfirmasi bahwa pasukan Yaman yang menyerang kilang tersebut. Kami tak perlu memberikan bukti apapun,'' ujar jubir Houthi Mohammed Albukhaiti kepada Agence France-Presse.

Negara-negara lainnya pun meminta semua pihak terkait bisa menahan diri. Jika memang perang terjadi di wilayah Timur Tengah, pasokan minyak dunia bakal terganggu. Langkah AS untuk melepas cadangan minyak di Strategic Petroleum Reserve pun tak akan bertahan lama.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X