NEW DELHI – Madhavilatha begitu terpukul. Dia kehilangan suami dan anaknya sekaligus dalam sehari. Minggu (15/9) mereka bertiga naik perahu menikmati pemandangan Sungai Godavari di Andhra Pradesh, India.
Nahas, kendaraan itu menabrak batu dan terbalik. Dari 73 orang di dalamnya, hanya 26 yang berhasil diselamatkan. Delapan lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan 39 sisanya masih hilang. ''Tanpa anak, saya ingin mati saja rasanya,'' ujar Madhavilatha sembari bercucuran air mata.
Kecelakaan itu terjadi di dekat Desa Kacchuluru, Devipatnam Mandal, sekitar pukul 13.20. Lokasi insiden itu berada di dekat hutan dengan fasilitas komunikasi yang minim. Imbasnya, tim penolong terlambat datang ke lokasi.
Sejatinya semua penumpang sudah memakai jaket keselamatan. Namun, kru kapal tidak terlatih menghadapi keadaan darurat. Para penumpang kebanyakan berasal dari Telangana, Hyderabad, dan Warangal.
Proses pencarian dihentikan Minggu malam karena kurangnya pencahayaan. Kemarin (16/9) operasi dilanjutkan kembali. Agence France-Presse mengungkap bahwa Kepala Menteri (setara gubernur) Andhra Pradesh Jagan Mohan Reddy memerintahkan agar semua perahu dilarang berlayar dulu.
Sekitar 300 personel angkatan laut, kepolisian, dan pasukan tanggap bencana nasional dikerahkan. Mereka menggunakan delapan perahu dan dua helikopter. Tim selam khusus yang membawa perlengkapan side-scan sonar datang dari Uttarakhand untuk membantu menemukan korban yang masih hilang.
Petugas kepolisian setempat Adnan Asmi mengungkapkan bahwa sudah sepekan ini Sungai Godavari meluap. Perahu yang celaka itu tidak memiliki izin membawa turis berlayar. Namun, tampaknya si pemilik melanggar aturan dan tetap berangkat sebelum akhirnya kecelakaan terjadi.
''Saya begitu sedih mendengar kabar terbaliknya kapal di Godavari Timur, Andhra Pradesh,'' cuit Perdana Menteri India Narendra Modi di akun Twitter-nya. Dia menyatakan turut berdukacita kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kecelakaan kapal bukan hal baru di India. Kebanyakan insiden disebabkan sistem keamanan yang buruk dan membawa terlalu banyak penumpang saat musim hujan. Jumlah korban tewas mulai hitungan jari hingga puluhan orang. (sha/jpg/dwi/k16)