ALAMAK..!! Oknum Polisi Diduga Miliki THM

- Selasa, 17 September 2019 | 16:48 WIB

SANGATTA–Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kutim melakukan operasi senyap di lima kecamatan. Pelanggaran demi pelanggaran ditemukan. Menjamurnya prostitusi ilegal, tempat hiburan malam (THM), hingga kafe remang-remang.

Salah satu THM di Desa Maloy, diduga kuat pemiliknya adalah seorang oknum aparat berseragam cokelat.

Lima kecamatan yang dipantau adalah Sangkulirang, Desa Jabdan Muara Wahau, Kongbeng, Teluk Pandan, dan Sangatta Selatan. Yang dirasa menyalahi aturan, langsung ditertibkan. Kawasan-kawasan tersebut terindikasi lokasi prostitusi terselubung.

Kepala Satpol PP Kutim Didi Herdiansyah mengatakan, prostitusi merupakan ranah Dinas Sosial (Dissos). Jadi, pihaknya hanya menunggu koordinasi dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melaksanakan penindakan. "Kami melakukan operasi senyap, di Kilometer 10 Desa Maloy, Kecamatan Sangkulirang,” ujarnya. Dalam pemeriksaan, di rumah makan ada biliar dan asrama putri di belakangnya. Pemiliknya seorang oknum polisi. “Kami tunggu keputusan bupati," ujarnya dalam penjelasan saat coffee morning kemarin (16/9).

Namun, kepemilikan THM yang diduga kuat adalah oknum polisi menurutnya masih sekadar dugaan. Dia belum bisa memastikan kamar-kamar tersebut melakukan praktik prostitusi atau hanya indekos biasa.

"Sebenarnya masih mau ditelaah dulu, kamar itu benar-benar indekos atau memang membuka kegiatan prostitusi," tandasnya.

Selain di kawasan tersebut, Didi menunggu Dissos Kutim untuk bergerak menertibkan lokalisasi di Kampung Kajang di Sangatta Selatan, serta tempat-tempat terselubung berkedok kafe di Kecamatan Teluk Pandan. “Dua tempat itu sebelumnya resmi ditutup, tapi akhir-akhir ini kembali beroperasi,” tegasnya. "Kami tidak bisa gerak sendiri, di Kampung Kajang dan tenda cokelat di Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, harus dinas terkait yang turun tangan. Selain itu, di jalan poros Desa Sidrap ada kafe yang enggak benar," sambungnya.

Asisten 1 Pemkab Kutim Suko Buono meminta, kasatpol PP agar melakukan koordinasi dengan TNI-Polri sebelum melaksanakan penindakan. Tujuannya ada backup personel saat menjalankan tugas.

"Saya minta Satpol PP melakukan dengan teknis, toleransi merupakan hal penting. Jangan terlalu kencang, kalau sudah melampaui batas, harus kerja sama dengan instansi terkait. Paling tidak harus bersurat ke mereka," tandasnya. (*/la/dra2/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X