Aliran Uang Kartal Kaltim Lebih Banyak Keluar

- Selasa, 17 September 2019 | 16:40 WIB

SAMARINDA-Pada triwulan II 2019, nilai uang kartal yang diedarkan Bank Indonesia atau outflow sebesar Rp 6,70 triliun. Sedangkan, nilai uang kartal yang kembali ke Bank Indonesia (inflow) mencapai Rp 4,89 triliun. Sehingga Kaltim mengalami net outflow Rp 1,82 triliun.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah (SPPUR) dan Layanan Administrasi KPw-BI Kaltim Yudhistira mengatakan, dalam melihat kinerja pengelolaan uang dibutuhkan beberapa indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan untuk melihat yakni aliran uang keluar dari BI(outflow), aliran uang masuk ke BI (inflow), pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE), serta temuan uang palsu di Kaltim.

Pada triwulan II 2019, outflow Kaltim mencapai Rp 6,70 triliun. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar minus 1,85 persen year on year (yoy), dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,83 triliun. Sementara itu, inflow di Kaltim mencapai Rp 4,89 triliun pada triwulan II 2019, atau naik 17,64 persen (yoy) dibandingkan triwulan II 2018 sebesar Rp 4,15 triliun.

“Sehingga pada triwulan II 2019, transaksi tunai di Kaltim tetap berada pada posisi net outflow sebesar Rp 1,82 triliun, walaupun tidak setinggi posisi net outflow triwulan II 2018 yang tercatat Rp 2,68 triliun,” ujarnya Rabu (11/9).

Dia menjelaskan, kondisi ini disebabkan aliran uang yang keluar dalam rangka peringatan hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idulfitri. Secara spasial, posisi net outflow mengalami penurunan dari Rp 1,54 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp 905 miliar di triwulan II 2019. Untuk menjaga kualitas uang kartal, BI rutin melakukan penarikan (UTLE). Pada triwulan II 2019, penarikan UTLE di Kaltim tercatat tumbuh 143,47 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi minus 35,29 persen (yoy).

“Tingginya pertumbuhan UTLE pada triwulan II 2019 akibat dari upaya peningkatan kualitas ULE (uang layak edar) melalui optimalisasi kegiatan kas titipan dan kas keliling yang dilakukan di wilayah Kaltim,” tuturnya.

Menurutnya, rasio penarikan UTLE terhadap inflow pada triwulan II 2019 tercatat 11,63 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 18,86 persen (yoy). Sementara itu, jumlah uang palsu yang ditemukan di Kaltim mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Uang palsu yang ditemukan oleh masyarakat atau perbankan di Kaltim pada triwulan II 2019 mencapai 313 bilyet, meningkat dibandingkan triwulan II 2018 sebanyak 242 bilyet.

Secara spasial, jumlah uang palsu yang ditemukan oleh KPw-BI Kaltim tercatat 90 bilyet dan KPw-BI Balikpapan sebanyak 223 bilyet pada triwulan II 2019. Pihaknya terus melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah.

“Melalui sosialisasi dimaksud, diharapkan masyarakat semakin memahami keaslian uang rupiah dan segera melaporkan kepada BI atau kepolisian jika menemukan uang yang diragukan keasliannya,” pungkasnya. (ctr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X