Mengunjungi Museum Privat Pelukis Legendaris Dullah

- Selasa, 17 September 2019 | 15:43 WIB

Lebih dari 700-an lukisan karya Dullah tersimpan di museum pribadinya yang tak lagi terbuka untuk umum sejak ada insiden pencurian. Pilihan warna pada karya-karya kurator istana periode Presiden Soekarno itu memberikan kesan kuat pada kesuburan tanah air.

 

DIAR CANDRA, Jawa Pos, Solo

 

SEORANG tentara duduk di kotak kayu sambil menenggak sebotol jenewer. Dua serdadu lain menendang dan menghantam kepala tawanan.

Adapun dua tentara lainnya lagi mengambil peran lain melucuti jarit dan kebaya seorang perempuan. Semua kejadian itu terpampang di atas kanvas hasil karya pelukis legendaris Dullah bertajuk Gadis Kurir.

’’Lukisan karya Dullah ini terasa istimewa. Mulai detail-detail anatomi, kejadian yang dilukis membawa penontonnya seperti sedang melihat secara langsung kejadian tersebut,’’ ucap desainer grafis Jawa Pos Budiono mengomentari lukisan yang terpajang di ruang utama Museum Dullah tersebut bulan lalu.

Lukisan berukuran 200 x 350 sentimeter tersebut, menurut Sigit Hendro Sutjahjo, murid Dullah yang kini menjaga museum di Solo, Jawa Tengah, itu, terinspirasi proses interograsi tentara Belanda kepada kaum republik. Pada awalnya, lukisan itu masih berupa sketsa, kemudian diperbesar dalam media kanvas dan selesai pada 1975.

’’Pak Dullah ini kan selama periode revolusi (1945–1949, Red) juga ikut berjuang melawan Belanda dan NICA. Jadi, ya lukisan-lukisan bertema era tersebut sangat hidup karena memang beliau saksi mata di palagan,’’ jelas Hendro tentang gurunya yang berpulang 23 tahun lalu itu.

Dia mengungkapkan, ada 12 ruangan di Museum Dullah. Selain menyimpan karya-karya seniman kelahiran Solo, 19 September 1919, tersebut yang berjumlah 700-an, terdapat ruang lukisan teman-temannya seperti Affandi, Lee Man Fong, dan S. Sudjojono. Juga, ruang tempat karya para murid.

Dibuka 1 Agustus 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (alm) Prof Dr Fuad Hassan, museum itu menerima apresiasi yang sangat bagus. Pengunjungnya, menurut pria 60 tahun tersebut, datang dari berbagai kalangan usia dan pekerjaan.

Namun, sebuah insiden pencurian lukisan maestro seniman Indonesia Raden Saleh pada 1990 membuat Dullah berpikir ulang soal status museum yang terbuka untuk umum itu. Lukisan berjudul Musafir Padang Pasir yang bertarikh 1825 tersebut dicuri orang dan sempat menghebohkan jagat seni Solo, bahkan Indonesia. Buntutnya, museum itu tak lagi terbuka untuk umum setelah mangkatnya Dullah pada 1 Januari 1996.

Hendro menceritakan, hari hilangnya lukisan tersebut kebetulan berbarengan dengan klub kebanggaan warga Solo, Persis, bermain di Stadion Sriwedari. Lokasi museum yang tak seberapa jauh dari Stadion Sriwedari pun jadi menerima banyak tamu. Dan, momentum menyemutnya tamu itu kemudian dimanfaatkan si pencuri untuk mengambil lukisan.

’’Saya niteni (mencermati) dan bilang ke Pak Dullah bahwa lingkungan seni di Solo itu sempit. Makanya saya lihat di beberapa lokasi yang mungkin jadi jujukan pencuri untuk menjual lukisan itu,’’ ujar Hendro. ’’Karena lukisan yang dicuri itu hanya dimengerti orang yang paham seni atau kolektor,’’ tambah pria asal Jakarta tersebut.

Dari komunikasi dengan beberapa pedagang seni ’’bawah tanah’’ Solo, hasilnya, si pencuri minta uang tebusan Rp 100 juta. Diserahkan di area Candi Prambanan di perbatasan Klaten, Jawa Tengah–Sleman, Jogjakarta. Dengan bantuan polisi, gerombolan pencuri tersebut bisa dilumpuhkan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X