Terpaksa Patungan Beli Air Tandon

- Selasa, 17 September 2019 | 15:33 WIB

AIR tak mengalir berhari-hari membuat warga kesusahan. Subaidah, salah satunya. Rumahnya dekat dengan Perumahan Guru, Baru Ulu. Walau dekat dengan instalasi pengolahan air minum (IPAM) Baru Ulu, nyatanya aliran air belakangan ini tak sampai ke rumahnya. Karena aliran air di rumahnya disuplai oleh IPAM Km 8.

Ditemui saat duduk di teras rumahnya, ia menuturkan, bersama sejumlah warga sekitar, ia mesti membeli air tandon yang dijual menggunakan pikap keliling.

Air sudah tak mengalir empat hari. Bak dan drum penampungan air rumahnya telah kosong.

Alhasil ia mesti merogoh kocek cukup dalam. Masalahnya ia sudah tak lagi bekerja, dan hanya mengandalkan suaminya yang bekerja sebagai buruh. Untuk menyiasati, bersama tetangga sekitar mereka membeli patungan. Satu tandon air yang dibeli dibagi untuk empat rumah. Itu pun hanya bertahan dua hari.

“Aduh Nak, kita susah kalau mati air begini. Mau minta tetangga terus ‘kan tidak enak. Mandi mesti diirit, hanya seember kecil,” ujar nenek empat cucu itu.

Hal serupa dialami Hendri Hidayat. Driver ojek online yang tinggal di kawasan perbukitan Baru Tengah itu terpaksa membeli air tandon. Bahkan pernah ia membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan mandi dan minum, dikarenakan malam air tak mengalir. Delapan bulan ini Hendri menetap di Balikpapan mengikuti sang istri. Ia aslinya warga Samarinda.

“Kalau di Samarinda biar musim kemarau air tetap ngalir mbak, biar rumah di daerah ketinggian. Nggak tahu ini kenapa kok Balikpapan susah air ya,” ucap pria 35 tahun tersebut.

Memanfaatkan musim kemarau, banyak penjaja air bersih musiman yang menjamur. Berjualan sejak 2016, Ahmad Nahrawi mengatakan, beberapa hari terakhir permintaan air cukup banyak.

Dalam sehari setidaknya ada 10 kali permintaan. Di wilayah Gunung Busgis saja kemarin siang ia sudah melayani tiga rumah. Ia membeli air di Kampung Timur. Warga yang membeli satu tandon atau sebanyak 1.200 liter air mesti mengeluarkan uang Rp 100 ribu.

“Banyak pembeli dari Gunung Bugis, Sidomulyo, Sidodadi, dan Perumnas juga. Kalau musim kemarau bisa 7-10 kali bolak-balik,” bebernya. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X