Wacana Liburkan Sekolah

- Senin, 16 September 2019 | 13:14 WIB

SAMARINDABelakangan, Kota Tepian tak luput dari kabut asap. Meski begitu, tidak seperti di Riau atau Kalimantan Tengah, kabut asap di Samarinda tak begitu pekat. Namun bagi sebagian orang, napas juga agak terasa cekat.

Dalam sepekan, kabut asap terasa parah, Sabtu (14/9). Dari pantauan aplikasi Airvisual, indeks kualitas udara di Kota Tepian saat itu terpantau pada angka 142. Jadi, dikategorikan tidak sehat untuk mereka yang sensitif, khususnya yang berisiko iritasi dan masalah pernapasan. Selain itu, secara visual, langit pun kelabu dan matahari tidak bisa bersinar secerah biasanya.

Namun, Minggu (14/9), kepekatan kabut menurun dan indeks kualitas udara berada di angka 64. Meski menurun, kondisi ini meminta mereka yang sensitif mengurangi beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari gejala pernapasan.

Salah satu yang aktivitasnya banyak di luar ruangan adalah anak sekolah. Diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin, pihaknya menyadari bahwa belakangan Samarinda tidak luput dari kabut asap. Meski begitu, dia tetap menunggu instruksi dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

"Kalau ada rekomendasi harus meliburkan karena udara tak sehat, ya kami akan liburkan. Sebab, kesehatan anak-anak juga penting. Jadi, kami berkoordinasi terus," ungkapnya.

Sementara itu, M Ridho (12) mengatakan, beberapa waktu belakangan, dia merasa tiap hari seperti mendung tapi tidak hujan. Belakangan dia menyadari karena itu kabut asap. Menurut dia, jika kabut asap pekat seperti di Riau atau Kalteng, sekolah mesti libur.

"Itu saja yang di Kalteng, di video yang viral, orang naik motor aja sampai jatuh-jatuh gara-gara enggak keliatan jalannya. Ya semoga saja di sini cepat reda dan enggak sampai kayak di sana," ucap pelajar yang berdomisili di Palaran tersebut.

Meski begitu, musim hujan diperkirakan bakal agak lama datangnya di Samarinda. Seperti yang diungkapkan Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda Sutrisno, sebelumnya. "Musim hujan mungkin baru datang akhir Oktober atau awal November," sebutnya.

Diakuinya terjadi anomali pada musim kemarau tahun ini sehingga lebih parah dari tahun sebelumnya. (nyc/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X