Jumlah Penduduk Miskin Naik, Tapi Kesejahteraan Masyarakat Membaik

- Senin, 16 September 2019 | 11:37 WIB

SAMARINDA – Kesejahteraan petani Kaltim mulai menunjukkan perbaikan pada 2019, sejalan dengan kinerja perekonomian Kaltim yang terus positif dan terkendalinya laju inflasi di Bumi Etam. Perbaikan ini ditandai dengan nilai tukar petani (NTP) Kaltim yang mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kaltim pada 2019 sebenarnya mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Jumlahnya saat ini sebanyak 219,92 ribu orang, naik dibandingkan tahun sebelumnya hanya 218,90 ribu orang. Peningkatan penduduk miskin terjadi baik di kawasan perdesaan maupun perkotaan.

“Namun, rasio tingkat kemiskinan Kaltim mengalami penurunan dari 6,03 persen pada 2018 menjadi 5,94 persen pada tahun 2019,” ungkapnya, Minggu (14/9).

Dia menjelaskan, penurunan tingkat kemiskinan juga terjadi di seluruh kawasan, baik di perdesaan maupun perkotaan. Penurunan tingkat kemiskinan Kaltim 2019 diikuti dengan perbaikan NTP Kaltim, yang mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.

NTP merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani, dari waktu ke waktu sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan petani. “NTP Kaltim pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 94,61 atau naik dari triwulan sebelumnya yang tercatat 94,53,” katanya.

Berdasarkan komponen pembentuknya, indeks yang diterima petani (IT) sebesar 125,02 atau masih lebih rendah dibandingkan indeks yang dibayarkan petani (IB) sebesar 132,14. Berdasarkan sektornya, peningkatan NTP didorong naiknya NTP pada subsektor holtikultura, perkebunan dan perikanan. “Ini salah satu indikator daerah ini cukup mengalami kesejahteraan yang membaik,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim Ibrahim mengatakan, NTP Kaltim memang meningkat, tapi belum menyentuh angka ideal. NTP naik pasti disebabkan oleh pemasukan petani yang lebih banyak akibat kenaikan komoditas yang dijual petani. “Namun secara keseluruhan belum ideal. NTP belum ideal bukanlah masalah besar,” katanya.

Dia menjelaskan, semua komoditas milik petani selalu memiliki harga yang fluktuatif. Sehingga NTP juga mengalami fluktuatif. Ketika harga komoditas tinggi, maka pemasukan petani akan lebih banyak, begitu sebaliknya. Secara teori NTP yang tidak ideal menandakan biaya untuk input produksi masih lebih mahal dibandingkan harga jualnya.

Sebenarnya NTP Kaltim tidak masalah, meskipun secara angka belum ideal tapi kegiatan petani tetap jalan. Bukan berarti saat NTP menurun, petani tidak sejahtera. Sebab setiap tahun produksi petani terus meningkat hal itu menandakan petani Kaltim masih mampu bersaing. “Saat ini petani masih sejahtera meskipun NTP belum mencapai ideal, sehingga NTP terus mengalami perbaikan,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X