Aktivitas proyek drainase menyebabkan aliran air bersih dari PDAM terhambat. Jadi, warga di kawasan Jalan Wahid Hasyim dan sekitarnya kesulitan air bersih.
SAMARINDA - Imbas kegiatan proyek pembangunan drainase di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, membuat warga di kawasan itu tak dapat aliran air bersih dari PDAM. Hal tersebut juga menimpa Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (Ponpes) Istiqamah Muhammadiyah di Gang Ahim, Jalan Wahid Hasyim II, Sempaja.
Selama satu minggu, air PDAM tidak mengalir ke kawasan tersebut. Satri yang tinggal di ponpes tersebut terpaksa tidak mandi. Mereka lebih memilih menghemat air untuk keperluan memasak, wudu, dan isi toilet.
Syafa, salah seorang santri yang tinggal di ponpes mengaku tidak mandi selama seminggu. "Cuma cuci muka aja. Airnya harus dihemat," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Putra, santri lainnya. Dia lebih memilih tidak mandi ketimbang tak dapat wudu. "Airnya sedikit," tuturnya saat ditemui setelah salat Zuhur kemarin (14/9).
Sementara itu, Kepala Panti Asuhan Istiqamah Muhammadiyah yang juga Wakil Bidang Kesantrian Ponpes Istiqamah Muhammadiyah, Arif Sarifuddin menjabarkan, selama dua hari ini stok air bersih di pesantren habis. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa. "Mau beli air tapi penjual juga bilang tidak ada air," ucapnya.
Pesantren yang dihuni 223 orang, terdiri dari santri 203 orang dan staf pendidik 20 orang. “Kami harus berhemat. Sebab, pengeluaran air untuk wudu, memasak, dan mengisi toilet harus menjadi prioritas utama,” kata Arif.
Menurut dia, keperluan air dalam satu hari sekitar 7 ribu liter. "Santri yang tinggal sedikit tapi kalau siswa yang ada 700 orang lebih," ucapnya.
Tidak hanya itu, selama dua bulan lebih, pihak pesantren membeli air tandon dari pihak swasta. Mereka membeli air 1.200 liter dengan harga Rp 150 ribu. “Sebelum mati (tak mengalir) satu minggu ini, dua bulan terakhir nyala, tapi enggak selancar dulu," tuturnya.
Menurut Arif, pihak PDAM telah merespons dengan memasang permintaan bantuan kepada wali kota Samarinda di media sosial. Satu tangki yang bermuatan 5 ribu liter telah dikerahkan dibantu Balakarcana Unit Puspita sebanyak tiga truk dengan muatan yang sama.
Namun, bantuan satu tangki dari PDAM itu harus membayar upah Rp 100 ribu. Kemudian, bantuan tersebut hanya dapat diberikan satu minggu sekali. "Kami berharap, PDAM dapat memberi bantuan air paling tidak satu minggu dua kali," tuturnya.
Dikonfirmasi hal itu, Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda Lukman menerangkan, aliran air mengalami gangguan selama pembangunan drainase di Jalan Abdul Wahab Sjahranie. “Ngalir cuma tidak lancar," jelasnya.
Lukman mengatakan, jika warga membutuhkan bantuan, dapat langsung menghubungi dirinya. "Kirim pesan ke nomor saya yang ini 0811-552-226, sertakan alamat lengkap dan nama peminta," tuturnya.
Lukman pun mengaku akan mengirim pasokan air kepada Pesantren Istiqamah setiap hari. Ada empat tangki milik PDAM dan 11 milik swasta yang siap melayani pengantaran pasokan air ke rumah warga.