Sarkoma Ewing, Kanker Tulang Mematikan

- Senin, 16 September 2019 | 10:41 WIB

Merupakan momok paling menakutkan bagi masyarakat. Di antara jenis kanker, salah satunya kanker tulang. Diam-diam mematikan. Paling rentan menyerang usia muda atau anak-anak.

 

MERUPAKAN jenis kanker yang masih asing terdengar, namun penyakit ini memiliki risiko cukup mematikan. Penyakit yang ditemukan pada 1921 oleh ahli patologi dan onkologi James Ewing.

Ada banyak sebab yang memicu sarkoma ewing. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab berkembangnya sel kanker tersebut. Namun, faktor yang meningkatkan risiko sarkoma ewing berpotensi dari riwayat sarkoma di keluarga.

Misal, memiliki penyakit kelainan tulang, kelainan genetik seperti neurofibromatosis, sindrom gardner, retinoblastoma, atau sindrom Li-Fraumeni, dan terpapar radiasi. Kendati demikian, dugaan utama kanker adalah mutasi genetik akibat perubahan kromosom pada tubuh.

Risiko peningkatan kanker bisa terjadi seiring bertambahnya usia. Meski kondisi ini bisa terjadi pada semua kalangan, umumnya pengidap yang  terdiagnosis sarkoma ewing berusia 5–25 tahun.

Sarkoma ewing berasal dari benjolan yang merupakan tumor, melekat pada tulang,” jelas dr Fachrizal, spesialis ortopedi Rumah Sakit Siaga Al Munawwarah Ramania Samarinda.

“Kerap kali individu mengesampingkan hal-hal yang abnormal pada tubuh, misal tumbuh benjolan, dibiarkan. Padahal itu bisa saja salah satu gejala. Apabila tidak segera diperiksa, tak heran kanker bisa memasuki stage waspada,” imbuhnya.

Mulanya pasien mengeluhkan rasa nyeri pada tulang dan pembengkakan. Pada kondisi kronis mengakibatkan tulang rapuh sehingga mudah mengalami keretakan hingga patah. Akibat tumor yang mampu membuatnya korosif.

Selain memar dan bengkak, pengidap mengalami panas tinggi secara terus-menerus, suhu tubuh menurun, mudah lelah, hingga sering terjatuh akibat kekuatan tulang yang kian melemah.

Bagian tubuh yang rentan terserang sarkoma ewing umumnya tulang belakang, tulang panggul (pelvis), lengan, tulang rusuk, kaki, hingga tulang betis. Tumor ganas yang tumbuh tersebut biasa berada di pertengahan tulang. Kanker ini lumrah terjadi pada pria dibanding perempuan dengan perbandingan 3:2. Hal itu disebabkan masa pertumbuhan tulang pada pria lebih lama daripada perempuan.

Pada stadium lanjut, mampu berdampak pada gangguan organ lain seperti jantung, kelenjar adrenal, ginjal, paru-paru, serta sumsum tulang. Kanker akan semakin berisiko ketika keluarga individu terjangkit penyakit tersebut.

Langkah yang dapat dilakukan guna pengobatan kanker dapat dilakukan melalui tiga cara yakni, operasi, magnetic resonance imaging (MRI), dan kemoterapi.

“Peluang sembuh atau tidaknya itu bergantung dari seberapa cepat penanganan. Jika terdapat gejala yang tak biasa, walau kecil segera periksakan,” pungkas Fachrizal. (/*syl*/rdm2/k16)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X