Peluang Besar..!! Baru Ada 25 Start Up di Samarinda

- Sabtu, 14 September 2019 | 23:50 WIB

SAMARINDA  – Peluang ekonomi di bidang industri kreatif sangatlah besar. Sayangnya, belum dimanfaatkan secara maksimal. Di Samarinda contohnya, baru ada 25 start up. Hal itu dikatakan Haris Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia, saat pembukaan Bekraf Developer Day (BDD), Sabtu 14 September 2019. 

"Startup atau usaha rintisan berbasis teknologi di Indonesia tengah tumbuh subur, hingga hari ini setidaknya ada 1.019 startup terdaftar, dengan 2 startup sudah meraih predikat unicorn, dan 2 decacorn, di pulau Kalimantan yang terdaftar baru 25 startup," kata  Haris. Untuk itu, ia berharap dengan adanya BDD di Samarinda, bisa memberi manfaat bagi pengembang aplikasi dan gim lokal yang ada di Samarinda dan sekitarnya. “Saya ingin sepuluh persen dari peserta BDD hari ini, lima atau sepuluh tahun mendatang sudah jadi orang sukses,” ungkapnya.

Untuk diketahui sebanyak 485 pengembang aplikasi dan gim Kaltim mengikuti Bekraf Developer Day (BDD) Samarinda 2019 di Ballroom Hotel Haris, Sabtu (14/9/2019). Samarinda adalah kota ke-32 sejak BDD dilaksanakan tahun 2016. Bekraf Developer Day merupakan rangkaian kegiatan membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), difasilitasi oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) bidang Infrastruktur. Haris Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf mengatakan, BDD dilaksanakan dalam rangka membawa Indonesia menjadi negara digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. “Sesuai dengan visi misi pak Presiden,” imbuhnya.

Pemilihan Samarinda menjadi tuan rumah BDD tahun ini tidak lepas dari rencana pemindahan ibu kota negara ke Kaltim, juga karena banyaknya komunitas IT yang ada di Kota Tepian. “Di Indonesia tahun ini BDD dilaksanakan hanya sepuluh kota, dan Samarinda menjadi kota terpilih,” kata Haris.

Syaharie Jaang, Wali Kota Samarinda mengapresiasi helatan BDD hari ini, Pemkot akan berperan aktif dalam perkembangan ekonomi kreatif yang ada di Samarinda. Hal itu terbukti dengan tingkat keterhubungan rumah tangga dengan internet mencapai 89,3 persen. “Samarinda ini tujuh kali lipat luasnya dari kabupaten/kota di Jawa, tapi alhamdulillah tidak ada yang blankspot,” katanya.

Jaang juga memaparkan dari tiga organisasi perangkat daerah (OPD) yang meraih predikat A, salah satunya adalah Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Samarinda. Diskominfo terus mendukung meningkatkan SDM dan komunitas startup di Samarinda. “Kita sudah dua kali melaksanakan Hackathon, dalam jangka 24 jam itu mereka membuat aplikasi sesuai tema yang kita tentukan. Dan sejak 2017 kita memberdayakan talenta programmer lokal untuk membantu pemerintah,” tutupnya.

Diketahui BDD 2019 Samarinda turut menghadirkan sejumlah pelaku, praktisi, dan ahli di bidang industri kreatif digital Indonesia antara lain, Habib Abdullah Wahyudi, Ketua Nusantara Free Creative, yang juga merupakan developer gim asli Samarinda, Danviero Yuzwan Pratama (Android Developer, LOKET), Najib Abdullah (External Code Review Dicoding), Nur Rohman (Associate Android Developer), dan masih banyak lagi. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari, dari jam 7.30 Wita hingga 18.00 Wita. (ftr/stv/pro)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X