Kapal jenis speedboat hilir mudik menghampiri kapal-kapal tugboat. Pakaian seragam kedinasan. Bukan pengamanan, melainkan meminta "jatah preman".
PEROMPAK di Sungai Mahakam semakin tidak terbendung. Bukan hanya warga sipil, oknum aparat penegak hukum aktif melakukan pemungutan liar itu.
Kaltim Post menelusuri informasi melalui sebuah rekaman gambar bergerak dengan durasi 58 detik. Dari sebuah akun di media sosial (medsos), beberapa percakapan singkat terkait aktivitas pungutan yang dilakukan oknum polisi di Sungai Mahakam diamini.
Mempertanyakan lokasi pasti, sumber media ini membalas singkat. “Di perairan Samarinda,” ungkap pria yang namanya memang disamarkan demi keselamatan. Faktor sinyal di laut yang tak menentu memang menyulitkan komunikasi.
Dari penelusuran, video tersebut tepat diambil melalui rekaman closed circuit television (CCTV) yang terpasang khusus di salah satu sudut kapal. Dari video yang dipercepat itu, kegiatannya antara siang dan sore. Terdapat tiga kapal jenis speedboat menghampiri. Seorang kru kapal sudah menyiapkan amplop putih kemudian diserahkan begitu saja, setelah dapat oknum lantas pergi.
Kapal pertama, dua oknum petugas. Seragam biru lengkap dengan perangkat safety pelayaran, sementara lainnya menggunakan pakaian cokelat. Kapal kedua juga jenis speed boat, hanya keduanya sama-sama menggunakan seragam biru. Begitu pula yang ketiga, dua orang menggunakan seragam kedinasan biru-biru. Dalam video kurang dari semenit itu, kapal terakhir bahkan seperti sempat memberikan bahasa tubuh dengan mengangkat jari jempol.
Harian ini pernah mengulas, pada 2016, keresahan para pelaut yang melintas di sungai sepanjang 920 km itu. Sempat hilang, namun berhentinya praktik terselubung itu rupanya tidak lama.
Faktanya, kegiatan pungutan liar yang dilakukan oknum seragam biru dan cokelat itu masih terus terjadi.
Sumber lain harian ini menyebut, per orang, uang yang dimasukkan ke amplop putih besarannya Rp 50 ribu. Jika di kapal dua atau lebih dari tiga orang, artinya awak kapal harus melipatgandakan dengan jumlah oknum yang datang ke kapal. “Memang harus segitu,” balasnya melalui pesan singkat di aplikasi chatting Facebook.
Belum diketahui secara pasti apakah oknum petugas yang dimaksud adalah anggota yang bertugas di Kota Tepian atau bukan. Namun dari penjelasan sumber harian ini, aktivitas itu terjadi di perairan Samarinda.
Sementara itu, oknum petugas kepolisian berseragam biru adalah petugas Polairud. Namun, saat harian ini mengonfirmasi ke Wakapolresta Samarinda AKBP Dedi Agustono (12/9), Samarinda belum memiliki anggota Polairud. “Bukan dan memang tidak ada anggota saya yang memiliki speedboat seperti itu,” ujarnya saat ditemui di ruangan kerjanya.
Dia bahkan sudah mengetahui video tersebut sejak dua pekan lalu. “Saya enggak tahu anggota mana,” ujarnya. (*/dra/dns/k8)