PROKAL.CO, SAMARINDA - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kota Samarinda memprediksi kabut asap di daerahnya semakin meningkat atau pekat. Seiring, tidak adanya hujan yang turun.
"Kabut asap di Samarinda kiriman dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Karena, angin dari arah Selatan. Kondisi ini semakin meningkat dengan tidak ada hujan," ujar Kepala Koordinator Teknisi (Kapoksi) BMKG Samarinda, Aliansyah, Jumat (13/9/2019).
Kondisi udara Samarinda, akan semakin berbahaya ketika arah angin dari barat daya. Ketika, kabut asap dari Kalimantan Barat memasuki Kaltim. Informasi dihimpun BMKG Samarinda, hari ini terdapat 19 titik panas kategori warna merah 81-100 persen di Kaltim. Titik ini dipastikan kebakaran hutan dan lahan.
"Kemarin (12/9/2019), titik panas lebih banyak. Bila dilihat dari seluruh satelit ada 5.012 titik panas. Sedangkan, jika hanya satelit terra terdapat 1010 titik panas," ujar Aliansyah.
Aliansyah menambahkan kekeringan kemarau ini menyebabkan banyaknya titik kebakaran hutan dan lahan akan terus terjadi hingga November 2019. Puncak cuaca hujan baru akan masuk pada Desember 2019.
"Hujan memang masih ada di Samarinda, tapi sedikit. Dari info kami dapatkan, Kabupaten Paser sudah 2 bulan tidak hujan. Dan, titik panas masih ada seperti di Sebulu Kutai Kartanegara dan Bontang pada hari ini," katanya. (mym)