Residivis Kasus Makar Ditangkap Terkait Kerusuhan

- Jumat, 13 September 2019 | 09:35 WIB

JAKARTA—Polri terus berupaya mengungkap kasus kerusuhan yang tidak murni hanya terkait rasialisme. Kemarin (12/9) Korps Bhayangkara memastikan telah menangkap Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Steven Itlay terkait kerusuhan di Papua.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, saat ini pelaku tengah didalami berbagai perannya dalam kerusuhan. Ada sejumlah titik kerusuhan yang diduga terkait dengan ketua KNPB, diantaranya Jayapura, Sentani, dan Timika. ”Betul ditangkap,” urainya.

Kemungkinan Steven memiliki hubungan dengan Bennya Wenda, warga negara asing yang diduga menjadi sosok dibalik kerusuhan di Papua. ”Penangkapannya sendiri dilakukan Rabu ya,” terang mantan Karos SDM Polda Kalimantan Tengah tersebut.

Diketahui bahwa ada sejumlah peran yang dilakukan Steven dalam kerusuhan. Informasi yang diterima Jawa Pos, pelaku mengatur pergerakan dan memobilisasi massa dalam kerusuhan. Sekaligus mengirimkan sejumlah instruksi untuk KNPB seluruh wilayah. ”Peran-peran yang lebih sedang didalami,” jelasnya.

Steven Itlay ternyata memiliki catatan hukum yang cukup panjang. Pada 19 Oktober 2012 pernah terlibat dalam kasus kepemilikan bahan peledak. Saat itu pelaku divonis 8 bulan penjara. Lalu, pada 5 April 2016 juga terlibat kasus makar dengan vonis pengadilan 8 bulan penjara.

Pada September 2018, Steven kembali terlibat kasus makar. Kasus ditangani Polda Papua. Untuk kasus ini merupakan hasil pengembangan kasus makar seorang warga negara asing bernama Yacob Febian. ”Memang ada catatan ini,” tuturnya.

Sementara Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom masih terus menggalang kekuatan terkait kondisi Papua. Seby mengirimkan berbagai foto dan video unjuk rasa yang terjadi di luar negeri untuk mendukung penentuan nasib di Papua. ”Kami juga memprotes pembunuhan terhadap warga Papua,” tuturnya.

Menurutnya, TPNPB tegas menolak semua bentuk kekerasan terhadap warga. Apalagi, terdapat indikasi adanya serangan terhadap warga Papua menggunakan warga yang bukan berasal dari Papua. ”kami sebutnya milisi merah putih,” jelasnya. (idr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB
X