PURWOKERTO–Suasana berbeda terasa di GOR Satria Banyumas, Purwokerto, kemarin. Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis yang diadakan PB Djarum memasuki hari terakhir di kota tersebut. Ada semacam kesedihan hendak berpisah. Mungkin–sekali lagi, mungkin–suasana itu tercipta karena tahun depan audisi serupa tidak ada lagi.
Orangtua menyayangkan, para atlet cilik pun deg-degan. Dulu, jika tidak berhasil lolos audisi, mereka berpikir masih bisa ikut tahun depan. Tapi, tahun ini tidak bisa begitu. Jika gagal, kesempatan menjadi pemain PB Djarum bisa musnah. Satu-satunya jalan adalah mengikuti seri audisi berikutnya di kota lain. Itu pun hanya bisa dilakukan orangtua yang punya cukup biaya.
Kebetulan, audisi tahun ini masih menyisakan tiga kota: Surabaya, Solo Raya, dan Kudus. Kota terakhir sekaligus merupakan grand final alias saringan terakhir untuk ke tahap karantina. Manajer PB Djarum Fung Permadi memprediksi, peserta di tiga kota tersebut bakal membeludak. “Terutama yang di Surabaya nanti. Pasti pesertanya sangat banyak,” duga Fung.
Audisi Surabaya digelar di GOR Sudirman, 20–22 Oktober mendatang. Kota Pahlawan menjadi jujukan bagi atlet-atlet luar Jawa karena jaraknya lebih dekat dan mudah diakses. Mulai Bali, Nusa Tenggara, maupun Kalimantan. Fung mengatakan, penghentian audisi tahun depan memang dampaknya paling terasa bagi atlet luar Jawa. "Untuk bisa datang ke Kudus relatif lebih jauh. Ongkos juga lebih mahal," kata Fung.
Banyak pihak meminta PB Djarum untuk tidak menghentikan audisi yang digeber sejak 2006 tersebut. Mulai Kemenpora hingga masyarakat. Meski demikian, Fung belum berani memberikan kepastian. Apalagi saat ini pihak Djarum, KPAI, dan Kemenpora masih bertemu.
"Arahan untuk saya, tahun depan tidak akan ada audisi seperti ini. Sementara sih begitu. Saya juga belum tahu ada arahan untuk perubahan akan seperti apa," ucapnya. Untuk itu, Fung mengatakan, tahun depan ada beberapa hal yang akan mereka lakukan. Di antaranya menyangkut pencarian bibit dengan cara lain.
"Ada kemungkinan format beda, tapi belum diputuskan. Jadi untuk ke depan pencarian bakat lebih dimaksimalkan dari pemantauan turnamen,” papar Fung. “Selain itu, beberapa klub sudah bekerja sama dengan kami. Hal tersebut akan lebih diefektifkan," imbuh pria yang saat aktif bermain sukses mengumpulkan sembilan gelar super series tersebut. (gil/na/jpg/ndy/k8)