Ibu Kota Bikin Proyek Tol “Bergairah”

- Rabu, 11 September 2019 | 23:00 WIB

Merangsang Investor Sambung Tol Balsam Sampai Bontang--sub

 

Pemindahan ibu kota negara ke Kaltim berdampak domino. Salah satunya ke internal rate of return Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam).

 

BALIKPAPAN-Meski biayanya membengkak, Jalan Tol Balsam tetap dianggap menguntungkan. Baik dari sisi investasi maupun ekonomi bagi Kaltim. Terutama setelah Benua Etam dipilih sebagai ibu kota negara (IKN).

Pengamat konstruksi Kaltim Slamet Suhariadi menyebut, pembengkakan biaya itu memang dipengaruhi rentang waktu pekerjaan. Tol Balsam diketahui beberapa kali molor dari jadwal lantaran diadang sejumlah persoalan terutama penyediaan lahan. “Semakin panjang waktu pekerjaan, maka semakin besar peluang membengkaknya. Biaya semakin besar,” kata Slamet, kemarin (10/9).

Ketua Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Kaltim itu menyebut situasi ini membuat kondisi perencanaan kerap berubah. Mengubah pula proses pelaksanaannya. “Hal seperti itu di dunia investasi sektor konstruksi sudah biasa,” ucapnya.

Terkait pengaruh tarif tol, dikembalikan kepada pengelola. Apakah toleran pula terhadap pergeseran waktu mendapatkan break-even point (BEP). Toh, kata dia, sebelum adanya wacana ibu kota negara di Kaltim, investasi jalan bebas hambatan di Bumi Mulawarman tak menarik investor. “Karena dari sisi investasi tak masuk (tak menguntungkan),” ucapnya.

Studi kelayakan bisnis pun sejak awal juga tak menguntungkan. Karena lalu lintas harian yang melintasi Jalan Soekarno-Hatta, akses Balikpapan – Samarinda dianggap masih lancar. “Paling macet saat tertentu saja,” ujarnya.

Namun ada pertimbangan dari sisi politis. Tol Balsam dianggap sebagai pemecah kebuntuan, mandeknya pembangunan infrastruktur di Kaltim. Karena itu, dia mengapresiasi ide mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang ngotot membangun tol pertama di Kalimantan itu.

“Kita harus apresiasi ide Pak Awang. Saya yakin jika tak dibangun tol dan bandara di Samarinda (APT Pranoto) menggunakan APBD, tak mungkin Kaltim dipilih jadi ibu kota,” bebernya.

Di sisi lain, dengan Kaltim menjadi ibu kota negara, maka Tol Balsam yang sebelumnya dianggap tak efisien secara pengembalian modal investasi atau internal rate of return (IRR) akan menjadi infrastruktur paling mendapat perhatian. Bisa jadi IRR Tol Balsam sebelumnya sekitar 12 persen, nantinya bisa lebih tinggi. “Ini juga akan merangsang semangat investor untuk masuk ke proyek Tol Samarinda–Bontang. Pasti ini,” sebutnya.

Terkait pengembalian investasi, Slamet yakin jika dengan adanya ibu kota baru, maka waktunya akan dipangkas. Terjadi perubahan jumlah lalu lintas karena hiruk-pikuk yang berkaitan pembangunan ibu kota. “Ini akan dirasakan begitu tol dibuka. Karena tahun ini sudah dimulai lelang-lelang untuk perencanaan dan penataan wilayah dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional),” sebutnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi ingin Pemprov Kaltim hati-hati terhadap pembengkakan biaya investasi Tol Balsam. Meski pada akhirnya ada porsi pemprov yang diambil alih Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), namun tetap ada uang APBD Kaltim di dalamnya.

Kata dia, dana APBD Kaltim sebesar Rp 3 triliun yang sudah digelontorkan ke Tol Balsam harus jadi perhatian. Mengingat dalam aspek perencanaan bisnis, angka itu menjadi bagian dalam menentukan tarif. “Kenaikan biaya yang ada ini menurut versi siapa? Apakah sudah ada audit? BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) harus terlibat melakukan verifikasi,” kata Aji.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X