DI BULLY DI KANDANG SENDIRI

- Rabu, 11 September 2019 | 12:21 WIB

JAKARTA- Teriakan ''Simon Out'' langsung menggema setelah wasit Ma Ning dari Tiongkok meniup peluit akhir. Teriakan itu sudah pasti ditujukan kepada pelatih timnas Simon McMenemy. Pendukung tim Garuda kecewa berat. Sebab, dua kali timnas bermain di laga kandang pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G, dua kali pula timnas harus tumbang. Setelah takluk 2-3 saat menjamu Malaysia (5/9), tadi malam timnas malah dibantai Thailand tiga gol tanpa balas.

Seperti saat melawan Malaysia, timnas tadi malam juga hanya mampu menunjukkan spirit perlawanan di babak kedua. Lepas 45 menit babak pertama, Thailand merajalela dan berhasil melesakkan tiga gol ke gawang Andritany Ardhiyasa. Andritany pun senasib dengan Simon. Kiper Persija Jakarta ini juga menjadi sasaran cemoohan pendukung timnas. Terutama setelah dia dianggap membuat kesalahan seiring pelanggaran terhadap Supachok Sarachat yang berbuah penalti.

Theerathon Bunmathan maju sebagai algojo dan berbuah gol pada menit ke-64. Dua gol Thailand lainnya diborong Supachok Sarachart (56' dan 72').

Unggul tiga gol membuat Thailand bermain lebih nyaman. Mereka seperti bermain di kandang sendiri. Itu lantaran suporter Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), malah menyoraki pemain timnas setiap mereka menguasai bola.

McMenemy menyadari kekecewaan suporter. Namun, dia meminta suporter memahami, bahwa Thailand diperkuat sejumlah pemain berpengalaman. Salah satunya Theerathon Bunmathan yang bermain di Liga Jepang bersama Yokohama Marinos. ’’Saya kaget dengan cemoohan itu, kadang ekspetasi tidak sesuai realita,'' keluh McMenemy. ''Suporter boleh punya opini sendiri, tapi yang mereka soraki kemarin adalah pemain yang berjuang habis-habisan untuk negara ini,’’ timpal mantan pelatih Bhayangkara FC itu.

Dia juga mendengar teriakan ''Simon Out''. McMenemy mengerti arti kenapa teriakan itu keluar dari mulut suporter. Yakni, karena permainan timnas memang jauh dari harapan. ’’Tim ini dibentuk hanya dalam waktu enam bulan. Ingat bagaimana Luis Milla ketika kali pertama pegang Timnas? untuk bisa ke depan,  mungkin harus kalah dulu,’’ lanjutnya.

McMenemy juga membela Andritany Ardhiyasa yang membuat kesalahan hingga menyebabkan penalti untuk Thailand. Menurutnya, kiper sekaligus kapten timnas itu sudah bermain maksimal. Tidak berada dalam tekanan karena sudah terbiasa dengan pertandingan-pertandingan besar. ’’Dia bermain untuk Persija, stadion yang selalu penuh. Memang kiper selalu di ujung tanduk, 3-4 save, satu kesalahan dimaki. Saya pikir suporter tidak pantas menyoraki Andritany,’’ paparnya. ’’Thailand itu tim yang bagus, punya pemain terbaik yang main di Jepang. Mereka juga salah satu tim dengan transisi menyerang yang baik saat ini,’’ ucapnya.

McMenemy juga menjelaskan alasannya memilih bermain bertahan. Juga, alasan memilih Manahati Lestusen menggantikan posisi Zulfiandi sebagai gelandang bertahan. Harapannya, dia bisa memutus serangan-serangan The Changsuek-julukan Thailand- sebelum masuk ke lini pertahanan.

Nyatanya, strategi itu hanya berjalan baik di babak pertama.’’Kami mencoba realistis. Saya main mundur untuk main ke sisi luar, tapi memang tidak berjalan baik,’’ ungkapnya.

Ke depan, McMenemy akan melakukan evaluasi. Dia bakal mengajak skuadnya untuk menonton dua kekalahan di kandang. Mempelajari mana yang salah dan tidak diulang. ’’Saya juga masih layak di tim ini. Saya ingin samakan pemikiran, harus realistis,'' ujarnya. ''Banyak suporter mencaci saya kenapa tidak bisa bawa Indonesia ke Piala Dunia. Apa itu ? Mari realistis. Kalau tidak bisa mungkin kita tidak di pesawat yang sama untuk tim ini,’’ beber pria asal Skotlandia itu.

Irfan Bachdim juga setuju dengan pelatihnya. Menurut Irfan, sebenarnya rekan-rekannya mampu mengimbangi Thailand. ’’Tapi memang kami kurang fokus, saya tidak mau menyalahkan pemain, tapi kami harus bangkit,’’ ucapnya.

Sementara itu, Pelatih Thailand Akira Nishino senang dengan kemenangan yang diraihnya tadi malam. Tiga gol yang dilesatkan ke gawang Indonesia menunjukkan bagaimana para pemain menjalankan instruksinya dengan baik. ’’Penampilan pemain muda kami (Supachok) juga luar biasa. dia banyak membantu di lini tengah, membuat permainan tim berkembang,’’ ungkapnya.

Meski menang telak, Akira menilai masih banyak yang harus dibenahi dari skuadnya. Apalagi dia belum memasukkan filosofi bermainnya ke tim secara keseluruhan karena baru saja direkrut beberapa bulan lalu. ’’Saya masih butuh waktu untuk kembangkan tim ini lagi. kami tetap akan evaluasi,’’ ucap mantan pelatih timnas Jepang di Piala Dunia 2018. (rid/bas)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB
X