Derita Penduduk Jammu dan Kashmir setelah Blokade Sebulan

- Rabu, 11 September 2019 | 11:43 WIB

Sejak otonomi dan status khusus Jammu dan Kashmir dicabut 5 Agustus lalu, penduduk harus memutar otak untuk menghubungi keluarga mereka. Negara bagian tersebut diblokade. Internet dimatikan dan pergerakan penduduk dibatasi.

 

SITI AISYAH, Jawa Pos

 

IRFAN Ahmed tak tahan. Rindu sudah membuncah di dadanya. Pria 26 tahun itu ingin sekali mendengar suara kekasihnya yang tinggal tak jauh dari rumahnya di Srinagar, Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India. Tapi, apa daya, dia tak bisa menghubunginya.

’’Setelah blokade, kami tidak bisa berbicara di telepon atau bertemu. Jadi, kami mulai menulis surat,’’ terang pria yang bekerja sebagai resepsionis itu seperti dikutip BBC.

Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut otonomi dan status khusus Jammu dan Kashmir sejak 5 Agustus lalu. Jammu dan Kashmir sebelumnya punya pemerintahan, konstitusi, dan bendera sendiri. Khusus untuk urusan hubungan luar negeri, komunikasi dan pertahanan mereka bergabung dengan India.

India mengirimkan ribuan personel untuk mengamankan situasi. Jaringan internet dimatikan dan pergerakan penduduk dibatasi. Orang-orang tidak lagi bebas keluar masuk wilayah tersebut. Ketegangan mulai terasa di wilayah dengan penduduk muslim terbesar di India itu.

Warga yang mulai resah akhirnya mencari cara baru untuk berkomunikasi. Yang paling banyak adalah berkirim surat seperti yang dilakukan Ahmed. Setiap kali merasa rindu kepada kekasihnya yang merupakan seorang mahasiswa, dia menulis surat cinta. Ahmed bak pemuda tahun 80–90 yang menuliskan ungkapan hatinya di atas kertas.

Tak ada lagi emotikon lucu-lucu bentuk hati yang bisa bergerak-gerak atau lagu-lagu syahdu yang bisa dikirim kepada pujaan hatinya. Surat yang sudah jadi akan dilipat dan dilempar ke jendela kekasihnya. Dia harus menunggu barang satu dua hari sebelum mendapat balasan surat yang juga dilempar ke jendela kamarnya. Surat itu tak hanya untuk mengungkap cinta dan kerinduan, tapi juga menentukan tempat dan waktu untuk janjian ketemuan.

Penduduk lain memilih untuk kembali mengaktifkan sambungan telepon kabel mereka. Sejak ada telepon genggam dan internet, telepon kabel dilupakan. Di India ada lebih dari satu miliar pemilik HP dan 560 juta pengguna internet. Namun, pemilik telepon kabel hanya 23 juta.

Telepon kabel yang sudah disambung lagi juga tak serta-merta bisa langsung dipakai. Kadang bisa, kadang juga tidak tersambung sama sekali. Sebagian yang lain memilih pergi ke kotak telepon umum sementara yang dibuat pasukan keamanan. Sebagian lagi menumpang telepon di kantor polisi. Mereka bisa menelepon gratis, tapi antre dan berbatas waktu.

Manzoor Ahmed memilih untuk menggunakan fasilitas telepon umum milik pasukan keamanan. Pedagang 55 tahun itu pusing. Pelanggannya yang tinggal di luar Kashmir membayar dengan cek. Namun, bank tak bisa mencairkannya karena tidak ada koneksi internet. Padahal, Ahmed membutuhkan uang tersebut.

’’Jadi, saya berjalan keliling kota dan mencari telepon untuk menghubungi pelanggan saya dan memintanya transfer uang saja,’’ terangnya.

Orang-orang di luar Jammu dan Kashmir juga kelabakan. Mereka tak bisa menghubungi keluarga dan kenalan mereka di wilayah yang diblokade tersebut. Sebagian akhirnya berkirim surat lewat pos. Itu pun tak tahu apakah sampai atau tidak.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X