Kaji Penghapusan PPN Kayu-Rotan

- Rabu, 11 September 2019 | 10:57 WIB

JAKARTA- Perang dagang antara Amerika Serikat - Tiongkok membuat pasokan industri furnitur ke negeri Paman Sam berkurang. Pasalnya, produk Tiongkok yang selama ini mendominasi terhambat atas ketegangan kedua negara. Indonesia mencoba mamasuki peluang tersebut.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin (10/9). Jokowi menilai, kondisi itu harus dimaksimalkan. "Inilah yang jadi kesempatan kita," ujarnya. Jika merujuk data, ekspor furnitur Tiongkok ke AS mencapai 96 miliar dollar.

Apalagi, lanjut dia, berdasarkan informasi yang disampaikan World Bank, produk mebel, kayu dan rotan menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengakselerasi pasar. Oleh karenanya, Jokowi menilai perlu kebijakan khusus untuk merangsang kesempatan tersebut.

"Kita ingin ada tindakan konkret dan policy dari kementerian yang meberikan dukungan terhadap ini," imbuhnya. Terkait kebijakan apa yang disiapkan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah sudah menyerap berbagai aspirasi dari pelaku usaha kayu dan rotan. Salah satu persoalan yang disampaikan adalah masih tingginya pajak pertambahan nilai (PPN). Untuk kayu log misalnya, besaran PPN mencapai 10 persen. 

Atas masukan tersebut, pemerintah pun melakukan kajian untuk potensi keringanan. "Menperin katakan sedang dibahas dengan Kemenkeu," ujarnya.

Selain pajak, hal lain yang dikaji adalah kebijakan financing. Berdasarkan cerita pengusaha, kata Darmin, mereka mengeluhkan jomplangnya bunga simpan dan pinjam. "Masa kita naruh uang dikasih bunga 5 persen, kalau pinjam 12 persen," imbuhnya.

Darmin menambahkan, berbagai persoalan tersebut masih dalam kajian. Yang pasti, harus ada solusi peningkatan. Pasalnya, perkembangan ekspor kayu dan produk kayu mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Yakni mencapai 32 persen dalam lima tahun terakhir. Namun demikian, ekspor produk mebel justru mengalami perlambatan akibat kalah saing dengan produk sejenis.

Selain memaksimalkan potensi di AS, Darmin menyebut peningkatan ekspor juga perlu ditingkatkan di negara-negara lain seperti Jepang, Belanda, dan Inggris. (far)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X