Milenial Mengenal Saham, Jeli Mengamati, Cerdas Berinvestasi

- Selasa, 10 September 2019 | 20:56 WIB

Saham merupakan jenis investasi yang semakin populer. Kini banyak generasi muda meliriknya. Dianggap mampu memberikan keuntungan besar. Meski begitu, harus tetap teliti karena risiko ikut mengintai.

 

DIJELASKAN Musdalifah Azis, dosen pembina Galeri Investasi sekaligus akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul, saham adalah surat hak kepemilikan perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau instrumen keuangan yang diterbitkan perusahaan.

Saat seseorang membeli saham perusahaan tertentu, maka bisa dikatakan dia telah memiliki hak atas aset dan pendapatan perusahaan sebesar saham yang dibeli. Perusahaan yang tercatat di BEI sudah tentu dilindungi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Bertepatan pula dengan ramainya orang yang mengakses online trading, perusahaan tak perlu lagi membuka cabang untuk menghimpun dana-dana investor di kota tertentu. Investor pemula harus berangkat dari analisis fundamental terlebih dahulu, lalu ke teknikal. Itu penting dipahami,” ungkap dosen yang akrab disapa Musda itu.

Kenali karakter dan kinerja perusahaan seperti apa. Ketika ingin berinvestasi, tentu Anda harus membuka rekening dengan mengunjungi perusahaan sekuritas, pialang, atau broker. Saldo awal untuk rekening saham bervariasi, tergantung sekuritasnya.

“Pergerakan harga sahamnya mengikuti tren. Entah up trends, down trends, atau bottom trends. Contoh, kalau up trends maka bisa diartikan jika perusahaan berhasil mencapai laba optimal dan dengan dibuktikan bisa membagi dividen,” lanjut Musda. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.

Tujuan dari memahami analisis teknikal agar saham yang dibeli memiliki harga beli dan jual terbaik. Mengamati pergerakan harga saham pun diperlukan dengan melihat grafiknya.

Cari momen tepat. Warna Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merah dianggap tepat untuk membeli karena murah. Sedangkan hijau, harganya cukup mahal. Faktor makro dan mikro dari perusahaan turut memengaruhi. Itu tak bisa diprediksi, investor harus sering mengamati.

Diungkapkan Isna Yuningsih, perihal dividen antara investor dan perusahaan akan dilaksanakan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan di Jakarta tiap tahun. Sehingga, hasil yang didapatkan kedua belah pihak adil.

“Dengan saham, kita bisa mempunyai perusahaan-perusahaan yang produknya kita konsumsi itu jadi milik kita. Kalau untung, akan balik ke kita. Menurut saya, bagi anak muda yang ingin menabung saham tapi masih bingung, bisa dengan aktif mengikuti sosialisasi atau coaching clinic. Intinya, harus belajar dulu,” imbuh dosen pembina Galeri Investasi FEB Unmul.

Ditambahkan Mochammad Arif dari Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB Unmul, strategi awal yang mudah jika ingin berinvestasi, bisa membeli saham di perusahaan yang familier dan sering ditemukan di sekitar. KSPM dan Galeri Investasi FEB juga turut mengedukasi hal tersebut pada masyarakat luas.

“Di perusahaan-perusahaan yang terdaftar itu juga banyak investor asing. Jadi, ini waktunya orang Indonesia yang menguasai dan jadi investor domestik,” pungkas Hariyadi, anggota KSPM lainnya. (*/ysm*/rdm2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X