Bakal berhentinya audisi tak cuma berarti hilangnya kesempatan banyak bakat muda berkompetisi. Tapi, juga tidak adanya lagi ajang penyulut motivasi.
RAGIL PUTRI IRMALIA, Purwokerto, Jawa Pos
AKMAL Zidan Pamuji tahu, tak ada lagi ruang untuk melakukan kesalahan. Dia harus habis-habisan di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis tahun ini. Itu kalau dia mau merebut slot untuk jadi atlet PB Djarum, raihan yang hampir berhasil dia gapai tahun lalu.
”Mudah-mudahan bisa lolos. Soalnya tahun depan kan sudah nggak ada lagi (audisinya),” kata bocah 12 tahun itu kepada Jawa Pos yang menemuinya di GOR Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kemarin (9/9).
Farida Asriani, sang bunda, menambahkan bagaimana si buah hati kecewa mendengar keputusan penghentian tersebut. Kekecewaan yang tentu juga dirasakannya. ”Kalau ada audisi, latihannya lebih giat lagi. Karena ada tujuan yang ingin dicapai,” katanya.
Djarum Foundation (Yayasan Djarum) memilih menghentikan audisi mulai tahun depan. Keputusan itu diambil buntut dari tudingan eksploitasi anak yang dilontarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tudingan yang telah ditepis Djarum Foundation, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Juga, banyak pihak lain.
Lewat audisi yang berlangsung sejak 2006 itu, banyak bakat yang bisa ditemukan. Salah satunya Kevin Sanjaya Sukamuljo. Duetnya bersama Marcus Fernaldi Gideon merupakan ganda pria nomor satu dunia saat ini.
Tahun ini audisi dihelat di lima kota. Yakni, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus. Dan, diikuti total 1.607 peserta yang dibagi ke dalam tiga kategori: U-11, U-13, dan U-15 putra dan putri.
Suara kekecewaan seperti yang dilontarkan Zidan dan sang bunda juga didapati Jawa Pos dalam percakapan dengan sejumlah peserta dan orang tua mereka kemarin di GOR Satria. Nasim, kakek Affizah Rahmadani, peserta di kategori U-11, misalnya, menceritakan bagaimana tak sedikit klub sebenarnya sudah menawari sang cucu bergabung.
Tapi, Affizah keukeuh memilih mengikuti audisi agar bisa masuk PB Djarum, klub bulu tangkis yang telah melahirkan begitu banyak legenda.
”Pas 2017 lalu, dia tiga kali main, lalu kalah. Tahun 2018 nggak lolos skrining, lalu sekarang ikut lagi,” katanya.
Karena itu, kakek 59 tahun asal Purbalingga, Jawa Tengah, tersebut bisa membayangkan betapa kecewanya sang cucu jika tahun ini tak lolos. Sebab, tahun depan tak ada lagi audisi. Pihak Djarum Foundation belum memastikan sampai berapa lama penghentian itu.