Energi Terbarukan dari Tumpukan Sampah

- Selasa, 10 September 2019 | 11:29 WIB

Beberapa petugas tengah melepas penat dengan menyeruput kopi di sebuah taman yang berada di area cukup berbukit di zona 2. Memanfaatkan ban bekas sebagai meja yang mengelilingi sebuah gazebo. Seorang perempuan mengangkat teko yang dipanaskan menggunakan api dari gas metana.

Penggunaan gas metana dari timbunan sampah tersebut memang sangat berpotensi untuk menggantikan peran elpiji dan minyak tanah sebagai energi terbarukan yang murah serta ramah lingkungan.

Bukan hanya digunakan di TPA Manggar, gas metana yang merupakan waste to energy yang dikembangkan sejak 2012 itu juga dimanfaatkan 50 kepala keluarga yang tinggal di sekitar TPA. Tanpa pungutan biaya.  

Kepala UPTD TPA Manggar Tonny Hartono menjelaskan, semakin tertutup semakin banyak gas metana yang dihasilkan. Gas metana dari rangkaian pipa yang disalurkan mencapai 36 hingga 40 ribu part per million (PPM). “Semakin lama penumpukan, atau lebih dari tahunan kadar gas akan berkurang,” tuturnya.

Tidak hanya digunakan untuk masak-memasak, gas metana juga difungsikan dalam ruang sauna yang dibangun pada 2017. Bahkan digunakan sebagai sumber energi listrik melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

Cukup sederhana. Dengan bantuan dari dua mesin mobil bekas yang dimodifikasi, bisa dihasilkan 15 ribu watt dan 25 ribu watt daya listrik.

 

Listrik 40 ribu watt tersebut dipergunakan dalam operasional dan penerangan jalanan. Taman yang hijau juga berkat kompos yang dihasilkan TPA.

Kini, kompos telah diperjualbelikan kepada masyarakat dengan harga seribu rupiah per kilo (curah) dan Rp 2500 per bungkus.

Tak ada salahnya pula mengajak sanak keluarga kemari. Karena terdapat berbagai fasilitas wisata. Mulai gazebo, galeri, area pembibitan, hingga arena outbound. Arena outbound dilengkapi ayunan, jembatan gantung, flying fox, dan ATV (all-terrain vehicle). Ada juga area taman bacaan, lengkap dengan ratusan koleksi buku bertema lingkungan hidup.

Diungkapkan, hampir tiap akhir pekan, banyak pelajar maupun pegawai perusahaan menggelar acara di TPA Manggar. Pengunjung pun diajak melihat langsung proses pengolahan sampah, mulai pemilahan sampah organik dan non-organik, ke galeri daur ulang, pengolahan sampah menjadi gas metana dan listrik.

Hal ini, dikatakan Tonny sesuai visi TPA Manggar. Bukan sekadar TPA biasa, tapi menjadi tempat wisata edukasi tentang pengelolaan sampah.

“TPA kini bukan sekadar tempat pembuangan sampah, tapi juga tempat rekreasi yang menyenangkan,” tuturnya. Itulah alasan kenapa TPA Manggar terpilih menjadi percontohan nasional. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X