Pembeli Sex Toys Didominasi Kaum Hawa

- Selasa, 10 September 2019 | 09:48 WIB

MALANG KOTA – Keberadaan sex toys bagi banyak orang, boleh jadi hingga kini masih dianggap tabu. Namun, layaknya Kota Metropolis, peredaran alat bantu seks di Kota Malang itu ternyata cukup tinggi. Selain orang dewasa, kalangan mahasiswa juga memanfaatkan beraneka macam alat bantu untuk menyalurkan hasrat seksualnnya.

Tentang makin maraknya peredaran sex toys di Kota Malang dibuktikan dengan meningkatnya jumlah ungkap kasus paket alat pemuas syahwat ilegal dari luar negeri yang masuk dalam dua tahun terakhir. Hal itu tak ditampik oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea dan Cukai Jawa Timur (Jatim) II Agus Hermawan. ”Sex toys ini banyak yang masuk ke Malang,” ujarnya. Pada tahun 2018 lalu, Kanwil BC II Jatim menindak pengiriman 173 paket sex toys. Sedangkan pada 2019, terhitung sejak Januari–Agustus lalu saja, timnya sudah menggagalkan 190 paket berisi sex toys. Diperkirakan, jumlah barang ilegal tersebut jauh lebih banyak lagi jika terhitung hingga bulan Desember mendatang.

Laris manisnya perdagangan sex toys juga diamini sejumlah pedagang yang menjual alat bantu seks tersebut, baik secara online maupun offline. Wartawan koran ini sempat mewawancarai dua pedagang yang menjual sex toys di Kota Malang. ”Penjualan cukup bagus di Malang. Lumayan banyak yang beli. Selain kalangan mahasiswa, banyak juga orang dewasa. Banyak perempuan yang beli sih,” ujar Adam yang memiliki toko offline di kawasan Sumbersari. Meski tak memasang keterangan tokonya menjual sex toys, namun umumnya calon pembeli sudah mafhum tokonya menjual aneka jenis alat bantu pemuas nafsu tersebut.

Dia menyatakan, peredaran sex toys mulai menggeliat di Kota Malang sejak beberapa tahun terakhir. ”Pokoknya di mana ada kota, banyak mahasiswa, pasti sasaran penjualan kami lah,” kata pria yang menekuni bisnis sex toys sejak 2015 itu.

Dalam sebulan, Adam rata-rata bisa lebih dari 15 kali transaksi alat bantu seks. Jenis dan bentuknya pun ada banyak macam, mulai dari vibrator, dildo, lidah getar hingga boneka pompa. Harga yang dipatok bervariasi, mulai dari Rp 200 ribuan hingga Rp 2,5 juta per unitnya. ”Keuntungannya lumayan,” ujarnya. Hanya saja, dia enggan merinci margin keuntungan yang didapatnya.

Meski begitu, dia mengaku bisnis penjualan sex toys itu hanya sampingan saja. ”Kalau di Kota Metropolitan, bisa jadi pekerjaan tetap. Soalnya, pembelinya lebih terbuka daripada di sini (Kota Malang),” singkatnya.

Sementara itu, Rio J., pedagang alat bantu seks lain, mengaku mendapatkan pasokan barang dari distributor. ”Saya pesan ke distributor, terus dikirim via paket,” kata alumnus universitas swasta di Kota Malang itu. Dia menyebut, salah satu produk sex toys yang banyak laku adalah jenis vibrator dan dildo dengan berbagai jenis dan ukuran. (bdr/san/c1/nay)

 

Didominasi Produk

Taiwan dan Tiongkok

Sementara itu, tentang banyaknya paket sex toys yang diamankan pihaknya, Agus menyatakan sebenarnya penindakan tersebut bukan ranahnya. Tapi pihaknya mendapat titipan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar menyita sex toys yang masuk Indonesia, khususnya Malang. ”Kata Kemenkes, kalau ada barang ini (sex toys), tolong dicegah,” kata Agus.

Menurut dia, Kemenkes memintanya menyita sex toys karena barang tersebut tidak mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Karena itu, pihaknya ikut getol mencegah beredarnya barang ilegal tersebut.

Berdasarkan pantauan Agus, Malang menjadi sasaran karena kota besar. Selain banyaknya pendatang, juga ada kantor pos-nya. ”Pokoknya, kota yang ada kantor pos itu biasanya (jadi jujukan pengiriman),” imbuhnya.

Barang-barang tersebut rata-rata dipasok dari Taiwan dan Tiongkok. ”Ada juga yang dari Inggris. Tapi, mayoritas dari sana (Taiwan dan Tiongkok),” kata dia.

Karena mengetahui masuknya sex toys menggunakan jasa pengiriman kantor pos, Agus melakukan operasi di setiap kantor pos. Setelah teridentifikasi barang dan penerimanya, Agus memanggil si penerima. ”Kami cegat di kantor pos-nya. Panggil orangnya, lalu kami jelaskan bahwa barang itu (sex toys) tidak boleh beredar,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X