Harga Stagnan Akibat Dinamika Pasar CPO

- Senin, 9 September 2019 | 13:30 WIB

SAMARINDA-Industri kelapa sawit masih menghadapi tantangan yang berat. Salah satu tantangan tersebut adalah ketidakpastian dalam dinamika pasar minyak nabati dunia, di mana permintaan dari pasar ekspor tidak meningkat signifikan sehingga harga crude palm oil (CPO) tetap bergerak pada kisaran harga yang rendah. Sementara itu, pertumbuhan daya serap pasar minyak sawit di dalam negeri juga tidak terlalu besar.

Sehingga harga tandan buah segar (TBS) turut mengalami stagnansi. Dinas Perkebunan Kaltim mencatat,  harga TBS pada Agustus hanya Rp 1.177 per kilogramnya tidak banyak mengalami perbuhan dibandingkan bulan sebelumnya Rp 1.177 per kilogram.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammad Sjah Djafar mengatakan, tidak banyak perubahaan harga tentunya masih disebabkan permintaan yang melemah. Kinerja ekspor minyak sawit pada semester I tercatat meningkat 10 persen dengan volume 16,84 juta ton dibanding periode yang sama 2018 di angka 15,30 juta ton. Kalau dari sisi volume memang masih baik, hanya saja dari segi harga yang kurang memuaskan. Berdasarkan catatan Gapki, harga CPO global sepanjang semester I bergerak di kisaran USD 492,5-567,5 per ton. Adapun harga rata-rata selama periode ini berada di angka USD 501,5-556,5 per ton.

“Pertumbuhannya tidak maksimal karena beberapa dinamika di pasar global, khusunya di negara tujuan ekspor kita seperti India, dan Tiongkok,” ujarnya.

Dia menjelaskan, perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat juga telah mempengaruhi pasar minyak nabati dunia. Hal itu turut mengurangi ekspor CPO ke negara tersebut. Padahal kenaikan volume ekspor  semester I seharusnya masih bisa digenjot lebih tinggi lagi, akan tetapi karena beberapa hambatan dagang membuat kinerja ekspor tidak maksimal. Diikuti produksi minyak sawit pada Juni menunjukkan tren penurunan sebesar 16 persen, dibandingkan pada Mei lalu atau dari 4,73 juta ton menurun menjadi 3,98 juta ton di Juni. Sementara itu stok minyak sawit di Juni ini masih bertahan di level sedang yaitu 3,55 juta ton.

“Beberapa indikator ini yang membuat harga CPO masih bergerak di level yang rendah, sehingga berdampak pada stagnan harga TBS di Kaltim,” pungkasnya. (ctr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X