Neraca Perdagangan Surplus Namun Terus Mengecil

- Senin, 9 September 2019 | 13:22 WIB

SAMARINDA-Neraca perdagangan Kaltim tetap menunjukan nilai yang positif (surplus). Meskipun masih surplus nyatanya nilai perdagangan Kaltim terus mengecil, yang ditandai dengan menurunnya kegiatan ekspor-impor di Bumi Etam. Pada Juli 2019 neraca perdagangan ekspor impor surplus sebesar USD 1,177 miliar, menurun dibandingkan surplus Juni USD 1,182 miliar.

Secara kumulatif dari Januari – Juli 2019, neraca perdagangan Kaltim tercatat surplus sebesar USD 8,08 miliar, angka ini mengalami penurunan jika dibanding dengan neraca perdagangan pada periode yang sama di tahun 2018 yang surplus sebesar 8,297 miliar.

Hal itu dijelaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono. Dia mengatakan, dengan harga batu bara yang turun neraca perdagangan Kaltim tetap surplus. Dari sisi neraca perdagangan di Bumi Etam memang sangat baik, di Nasional masih defitsit cukup tinggi. Hanya saja Kaltim perlu hati-hati karena surplusnya masih berasal dari komoditas mentah.

“Jika dilihat 78 persen ekspor Kaltim masih berasal dari pertambangan. Ke depan sektor lain harus ditumbuhkan,” ujarnya Rabu (4/9).

Dia menjelaskan, perlu diperhatikan saat ini neraca perdagangan Kaltim memang selalu surplus. Namun secara ekspor terkadang masih menurun. Apalagi saat ini harga-harga komoditas ekspor Bumi Etam masih lemah seperti batu bara dan crude palm oil (CPO). Jika dilihat secara bulanan ekspor meningkat namun secara tahunan menurun.

BPS Kaltim mencatat, nilai ekspor Kaltim pada Juli 2019 mencapai USD 1,42 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 5,15 persen dibanding dengan ekspor Juni 2019. Secara kumulatif nilai ekspor Bumi Etam periode Januari-Juli 2019 mencapai USD 9,65 miliar atau turun 9,45 persen dibanding periode yang sama pada 2018. Begitu pula dengan kinerja impor, nilai impor pada Juli 2019 mencapai USD 240,77 juta atau mengalami kenaikan sebesar 44,63 persen dibandingkan dengan impor Juni 2019. Secara kumulatif nilai impor periode Januari-Juli 2019 mencapai USD 1,57 miliar atau turun sebesar 33,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.

“Kita tau komoditas ini akan habis, sehingga diperlukan sektor baru yang bisa menggantikan batu bara,” katanya.

Menurutnya, dari sisi neraca perdagangan cukup baik. Apalagi dibandingkan dengan nasional yang masih sulit mencapai neraca perdagangan yang baik. Tahun ini saja, pihaknya memprediksikan Indonesia akan sulit mencapai target surplus neraca perdagangan.

“Kaltim jika neraca perdagangannya terus mengecil juga akan mengalami hal serupa. Sehingga diperlukan pertumbuhan sektor lain untuk mempertahankan neraca perdagangan Kaltim,” pungkasnya. (ctr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X