Triple Sial Si Anak Hamburg

- Senin, 9 September 2019 | 09:51 WIB

JONATHAN Tah tidak pernah membayangkan malam di Volksparkstadion, Hamburg, kemarin WIB (7/9). Di tanah kelahirannya, Hamburg, Tah sebetulnya ingin jadi hero bagi timnas Jerman. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Pulang ke Hamburg dengan mengenakan jersey timnas untuk pertama kali, malah berujung dengan kekalahan 2-4 dari Belanda.

Sialnya, bek jebolan akademi sepak bola Hamburg SV tersebut mencetak gol bunuh diri. Yang unik, gol bunuh diri itu terjadi tepat empat tahun setelah kesalahan serupa dilakukan Mats Hummels saat melawan Skotlandia dalam kualifikasi Euro 2016. Bedanya, Jerman masih dapat memenangi laga saat itu. Tidak kalah di depan publik sendiri.

Karenanya Tah pun jadi sasaran bombardir kritikan media-media Jerman. ''Biang kerok,'' itu yang dituliskan Sports Bild, dengan berlatar foto Tah. ''Ini alarm bahaya menuju Euro 2020,'' tulis media Jerman lainnya, Die Welt. ''Cukup mengganggu,'' ungkap Tah, terkait kritikan media Jerman kepada dirinya.

Kepada Sport 1, bek yang sudah empat musim membela Bayer Leverkusen itu mengakui tak ada kesengajaan saat itu. ''Aku berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Aku di saat itu mencoba mengeblok tendangan, lalu terjadilah gol bunuh diri itu,'' kisahnya. Dia menirukan kata-kata kapten Neuer. ''Dia berkata, jika aku tak di situ, maka akan dengan mudahnya pemain Belanda (Memphis Depay) itu menjebol gawangku,'' sebut Tah. Selain kalah dan gol bunuh diri dia juga ketinggalan bus timnas Jerman saat berangkat ke stadion.

Bagi Tah, malam itu seperti roller coaster setelah musim panas lalu dia sukses membawa Jerman U-21 tampil di final Euro U-21 di Italia-San Marino. Tah jadi kapten Jerman dan takluk 1-2 atas Spanyol di laga final. Neuer membelanya. ''Anda tak bisa menyalahkannya. Karena, ini sepak bola. Kesalahan terjadi dari sistem, bukan hanya individu,'' ucap Manu, sapaan akrabnya.

Faktanya, di antara back three Jerman, Tah jadi yang paling minim main dalam setahun terakhir ini. Dua partner-nya yang lain Niklas Suele dan Matthias Ginter lebih sering berkolaborasi jadi bek tengah. Faktor itu yang mempengaruhi performa Tah. ''Kami memang tidak bermain seperti biasanya. Penguasaan bola rendah bukan ciri khas kami. Ini laga yang buruk bagi semuanya, ini akan jadi pelajaran untuk laga berikutnya (melawan Irlandia Utara, 10 September),'' tutur Suele dalam situs resmi Federasi Sepak Bola Jerman (DFB). (ren/bas)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X