Empat Jenazah Pendulang Ditemukan di Yahukimo, Kondisinya Hangus Terbakar

- Senin, 9 September 2019 | 09:48 WIB

JAYAPURA-Tim Kepolisian Resor Asmat berhasil menemukan empat jenazah pendulang dalam kondisi hangus terbakar di dua lokasi di pedalaman Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Jumat (6/9). Pihak kepolisian telah membawa jenazah TERSEBUT ke Asmat, Sabtu (7/9).

Kapolres Asmat, AKBP. Andi Yoseph Enoch memaparkan, timnya yang berjumlah 15 orang menemukan empat jenazah di dua lokasi kamp pekerja yakni Kelapa Tujuh dan Rumah Empat sekira pukul 12.00 WIT.

Dimana dari hasil temuan tim, kondisi tiga jenazah hanya tersisa tulang belulang dan satu jenazah sudah menjadi abu karena hangus terbakar.

"Kami berhasil menemukan jenazah empat korban berdasarkan laporan dari pendulang yang dievakuasi ke daerah Mabul di Asmat. Dari penuturan para korban selamat, mereka diserang sekira 100 orang, pada pukul 16.30 WIT," tuturnya.

Dikatakan, pihaknya berhasil mengevakuasi 148 warga dari lokasi kejadian ke Mabul. Adapun enam dari 148 orang ini adalah wanita dan anak-anak.

"Empat jenazah ini baru ditemukan di dua lokasi saja yang bukan areal tambang. Sementara lokasi tambang diperkirakan jumlahnya di atas 10 titik. Jaraknya sangat jauh dari Asmat, " tutur Kapolres.

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, total sebanyak 555 pendulang dari Distrik Seredala yang menyelamatkan diri ke Kabupaten Boven Digoel hingga Sabtu (7/9).

Diketahui lokasi tambang berada di daerah Yahukimo yang berbatasan dengan tiga kabupaten, yakni Boven Digoel, Pegunungan Bintang dan Kabupaten Asmat.

Sebanyak 493 pengungsi telah diserahkan kepada pihak keluarga atau paguyuban dari kampung halaman masing-masing pengungsi. Sementara 62 orang masih berada di posko pengungsi di Tanah Merah, ibukota Kabupaten Boven Digoel.

Adapun sembilan pendulang emas yang mengalami luka-luka akibat serangan dari sekelompok warga tersebut, rata-rata mengalami luka bacok senjata tajam dan terkena panah.

Sementara diperkirakan sekira 700-an warga yang masih bersembunyi di Kampung Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Sebelumnya, 471 penambang emas berhasil selamat dari penyerangan sekelompok warga di kawasan Pendulangan Mining 1, Distrik Seredala yang terletak di Perbatasan Boven Digoel, Asmat dan Yahukimo, pada Minggu (1/9) lalu.

Secara terpisah, Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengaku sudah mendapatkan pengaduan terkait dengan kejadian di Yahukimo. Namun, pihaknya tidak berani menyatakan sesuatu terkait hal tersebut, karena Komnas HAM sendiri belum mengirimkan tim ke lokasi.

“Sudah ada orang yang memberitahukan itu kepada Komnas HAM. Dia tidak menyebutkan jumlahnya namun dia memberitahu ada puluhan orang yang meninggal namun kita tidak bisa pegang kata-kata itu,” pungkasnya.

Kasus penyerangan di lokasi penambangan di Distrik Seradala yang dekat dengan lokasi perbatasan Kabupaten Yahukimo, Boven Digoel dan Asmat hingga kini kasusnya tak begitu terungkap. Padahal informasi yang beredar ada banyak penambang yang tewas di saat penyerangan tersebut. Bahkan disebutkan ada ratusan orang yang mengungsi. Pihak DPRD Kabupaten Yahukimo juga masih mencari informasi akurat terkait berapa jumlah korban.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X