Membaiknya infrastruktur dampak pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim diharapkan mampu merangsang investor untuk masuk ke Bumi Etam. Namun, harapannya tidak melulu ke pertambangan atau migas. Melainkan ke sektor lain, utamanya hilirisasi.
SAMARINDA - Kepala Biro Perekonomian Pemprov Kaltim Nazrin mengakui, saat ini ekonomi Kaltim memang masih bertumpu pada migas dan batu bara. Ketika harga komoditas tersebut melemah maka perekonomian Kaltim turut menurun. “Kita di pemprov sudah banyak berupaya untuk menggeser ketergantungan ekonomi terhadap komoditas tersebut,” ujarnya, Jumat (6/9).
Dia menjelaskan, salah satunya moratorium izin baru pertambangan kecuali untuk perpanjangan izin bagi yang sudah mendapatkannya. Dari kebijakan itu, pemerintah juga membangun kawasan ekonomi khusus seperti, Maloy, Kariangau, Buluminung dan lainnya.
Upaya-upaya itu pihaknya akui memang belum banyak mengurangi ketergantungan terhadap pertambangan dalam beberapa tahun belakangan ini, namun setidaknya ada upaya yang coba dilakukan. Sehingga dalam jangka panjang baru bisa terasa. “Kita berusaha menumbuhkan sektor lain, salah satunya hilirisasi komoditas yang sudah kita miliki. Salah satunya CPO (crude palm oil),” tuturnya.
Menurutnya, dengan ditunjuknya Kaltim menjadi IKN maka akan lebih banyak mengundang investor seiring perbaikan infrastruktur. Sedikit demi sedikit kontribusi batu bara bisa digeser dengan tumbuhnya sektor lain, seperti perdagangan dan jasa. Hanya, semua harus bertahap. Tidak bisa cepat. “Kita optimistis akan lebih banyak sektor lain yang tumbuh. Pemindahan IKN ini menjadi semangat baru untuk meninggalkan ketergantungan batu bara,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, secara angka memang belum bisa dihitung berapa pergeseran batu bara jika IKN berpindah ke Kaltim. Namun yang jelas pemindahan IKN ke Kaltim akan menimbulkan pemerataan ekonomi. Di daerah, dampaknya tentu akan membuat Bumi Etam memiliki sektor-sektor pertumbuhan ekonomi yang baru.
“Paling tidak investasi yang masuk akan ada peluang-peluang baru. Kapasitas ekonominya bisa lebih kuat,” ujarnya.
Menurutnya, akan ada akselerasi sektor selain pertambangan dan penggalian. IKN akan menciptakan pemerataan ekonomi dan pertumbuhannya akan semakin sehat. Pertumbuhan sektor lain sedikit demi sedikit akan bisa membawa Kaltim lepas dari ketergantungan pertambangan, yang saat ini mendominasi hingga 46 persen terhadap struktur ekonomi Bumi Etam.
“Akan muncul investasi-investasi baru. Jika infrastruktur daerah ini lebih baik, maka tidak hanya batu bara yang menarik investor, tapi juga sektor lain,” tutupnya. (ctr/ndu)