Teriakan kebakaran bersahutan. Membangunkan warga yang tengah tertidur pulas. Kejadian Mei 2018 membuat Fahroni trauma. Api berkobar hebat di belakang rumahnya.
SETAHUN lebih setelahnya, trauma kebakaran belum hilang. Kini justru rumah yang dihuni bersama istri dan anak-anaknya itu jadi korban, Rabu (4/9) malam. Kebakaran hebat terjadi di Jalan DI Pandjaitan, Sejahtera II, RT 1, Nomor 38, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.
“Habis, Mas. Saya enggak mengira jadi korban setelah tetangga. Jujur, masih trauma,” ungkapnya saat ditemui, dini hari kemarin (5/9). Hanya mengenakan celana pendek hitam, pria bertubuh gempal itu matanya terlihat berkaca-kaca. “Yang penting anak dan istri selamat,” ucapnya bersyukur.
Roni, sapaan akrabnya, bercerita. Dia dan istri berada di lantai satu. Menikmati siaran televisi tengah malam. “Rumah kami memang ada 10 kamar, sebagian disewakan. Di atas ada dua kamar,” jelasnya. Asyik menonton, telinganya samar-samar mendengar suara gelas pecah. “Saya pikir orang kelahi, ya dianggap biasa,” sambungnya.
Namun, tidak lama kemudian, teriakan perempuan yang menyewa di kamar atas membuatnya bergegas menengok ke lantai dua. “Api ternyata sudah besar, saya pun mengambil air untuk menyiram,” ucapnya.
Berharap api bisa dijinakkan, justru sebaliknya, semakin menjadi. “Saya pikir, sudah enggak bisa. Akhirnya keluar nyelamatin anak-anak,” tambahnya. Roni bahkan sempat terjatuh.
Warga di luar rumah menyiramkan dengan alat seadanya. Namun, api terus membesar. Rumah dua lantai peninggalan orangtuanya terbakar hebat.
Roni menuturkan, asal api itu dari kamar yang dihuni Winda. “Habis Magrib sempat lihat ada orangnya, setelah itu enggak tahu ke mana. Bisa jadi dari obat nyamuk,” jelasnya. Kebakaran itu berada tepat di belakang stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan DI Pandjaitan. Aksesnya tidak begitu sulit untuk menjangkau titik api. Hanya suplai air yang sedikit terhambat. Petugas mendapat pasokan dari hydrant di SPBU. Juga, terpaksa menggunakan air selokan.
Tercatat dalam rekam data harian ini, di kawasan itu, sudah empat kali terbakar. Permukiman yang padat membuat api dengan mudah merambat ke bangunan lain.
Kapolsek Sungai Pinang AKP Ramdhanil menjelaskan, pihaknya tengah menghimpun data dan meminta keterangan. “Kalau penjelasan warga diduga korsleting, tapi kami masih kami pastikan lagi,” singkatnya. (*/dra/dns/k8)