Jangan Sepelekan Pengaruh Gawai bagi Anak

- Kamis, 5 September 2019 | 14:01 WIB

Usianya masih sangat belia. Tapi sudah menyandang status anak bermasalah dengan hukum. MD, remaja 13 tahun, yang berkasnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda.

 

REMAJA yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di kawasan Sungai Kunjang itutidak memiliki ponsel pintar. Namun, dia masih bisa mengakses konten bermuatan pornografi lewat gawai milik rekannya.

Dikonfirmasi kemarin (4/9), Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Samarinda Iptu Rihard Nixon menjelaskan, yang bersangkutan (MD, Red) memang tidak ditahan. “Karena memang masih berstatus pelajar. Selain itu, usianya di bawah 14 tahun,” ujar perwira balok dua tersebut.

Hal itu tertuang jelas dalam sistem peradilan pidana anak. “Tapi berkasnya tetap berjalan, dan kasus ini juga sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda,” sambungnya.

Diungkapkan Nixon, yang dilakukan MD memang sudah sangat mencoreng. “Kasus ini tidak bisa dilakukan diversi, dan tetap berjalan. Keputusan hakim itu pasti yang terbaik,” ungkapnya.

“Bisa dikembalikan ke orangtua atau di bawah kendali negara,” tambahnya.

Mengenai akses gawai yang diakses secara mudah oleh pelaku, tenaga pendidik di beberapa kampus, yakni Ayunda Ramadhani angkat bicara, orangtua harus sadar dan belajar. Tuntutan saat ini bukan hanya menjaga fisik sang anak, pergaulan hingga teknologi tidak boleh luput dari perhatian. Menurut dia, penggunaan gawai harus lebih bijak dan tidak dipandang sebelah mata.

“Banyak konten negatif bertebaran di dunia maya, pengawasan harus lebih jeli. Memberikan HP sejak kecil itu dapat memengaruhi perkembangannya,” ujar Ayunda.  

Dia menjelaskan, anak lebih condong meniru yang dilihat. Pemahaman anak juga belum memperkirakan risiko yang terjadi. Pencegahan penyimpangan perilaku, menangani permasalahan penggunaan gawai dapat dilakukan dengan preventif. Mulai pembatasan akses internet, sampai melihat perkembangan anak di media sosial. “Pergaulan anak juga harus diperhatikan. Mulai di lingkungan rumah sampai di sekolah,” ucapnya.

Ayunda menyarankan, orangtua dapat membangun komunikasi baik dengan anaknya. Peran orangtua sangat penting untuk menjadi contoh figur dari anak. “Jangan dianggap gampang. Keluarga adalah unit terkecil untuk membentuk tumbuh kembang si anak,” tutupnya. (*/dad/*/dra/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X