SAMARINDA–Kemacetan sudah tidak terpisahkan dari realitas perkotaan. Jumlah kendaraan baru selalu muncul dan tidak ada aturan batasan. Masyarakat selalu disibukkan untuk memutar otak mencari jalan alternatif menghindari kemacetan, termasuk menyerobot hak pejalan kaki.
Dari hasil data Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Samarinda di Jalan Wahid Hasyim I. Jumlah kendaraan setiap hari meningkat sebanyak 150 unit yang terbagi dalam 20 kendaraan roda empat dan 130 kendaraan roda dua. Jika dihitung per tahunnya, 10 ribu unit kendaraan baru muncul.
Dengan peningkatan jumlah kendaraan yang terus-menerus tanpa batas. Tidak heran jika kemacetan sering terjadi. Sedangkan instansi terkait tidak memberlakukan tindakan tegas terhadap pemotor yang tidak taat peraturan.
Kendati demikian, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang lebih memilih revitalisasi trotoar di depan kantornya, Jalan Kusuma Bangsa, Kecamatan Samarinda Kota.
Dia mengaku telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk renovasi trotoar di jalan tersebut. “Akan ditingkatkan, dilengkapi perangkat-perangkat yang mendukung penyandang disabilitas. Ada bangku buat nyantai. Pokoknya dibagusin lah," ucapnya beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, pembangunan trotoar di depan gedung kerjanya tersebut akan menjadi pilot project. “Jika berhasil dan diminati masyarakat maka akan dikembangkan titik-titik pedestarian lainnya,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dishub Samarinda Ismansyah menyebut, proyek peningkatan trotoar di Jalan Kusuma Bangsa, masih tahap perencanaan. Nantinya di lokasi itu dipasangi tiang penghalang agar tidak dilintasi pengendara motor. “Rencana masuk di APBD Murni 2020,” singkatnya.
Sementara itu, dari pantauan Kaltim Post, Rabu (4/9), beberapa trotoar di ruas jalan yang kerap dilanggar pemotor yakni Jalan Ir Juanda, Jalan Kadrie Oening, dan Jalan Letjen Soeprapto masih tidak ada perubahan. Belum ada petugas atau pembatas untuk mencegah motor naik ke trotoar. (*/zaa/dns/k8)