INGAT..!! Pelaku Migas Wajib Efisiensi

- Kamis, 5 September 2019 | 13:23 WIB

JAKARTA– Pemerintah meminta para pengusaha miyak dan gas (migas) melakukan efisiensi biaya produksi dan eksplorasi. Hal itu perlu dilakukan dalam menghadapi situasi perekonomian global yang tak menentu serta penurunan harga migas dunia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyatakan, yang bisa dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), antara lain, menggunakan teknologi up-to-date. ’’Coba cari caralah, kan ini KKKS besar-besar. Exxon, Conoco, dan Pertamina. Kalau kami lihat, harga minyak 10 tahun yang lalu sampai USD 120 per barel, sekarang USD 58 per barel,’’ terangnya dalam pembukaan IPA Convention & Exhibition 2019 kemarin (4/9).

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) pun akan menetapkan sistem pengelompokan atau cluster untuk perusahaan produsen migas berdasar letak wilayah kerja guna menekan biaya produksi. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, KKKS akan bersinergi guna mencari lokasi yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi. ’’Ada enam sampai tujuh cluster. Jadi, harus ada kerja sama dan infrastrukturnya jangan sendiri-sendiri,’’ ujarnya.

Selain itu, efisiensi bisa didapatkan dengan melakukan pengadaan bersama. Karena itu, SKK Migas berkomitmen menghadirkan konsolidasi kebutuhan kontraktor dengan baik. Perpanjangan kontrak juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi. ’’Kalau cuma setahun, akan mahal. Makanya, kami ciptakan kontrak jangka panjang,’’ imbuhnya. SKK Migas sedang berupaya mendorong efisiensi lifting gas bumi karena penggunaan untuk pengoperasian proyek masih terlalu tinggi.

Dwi menghitung konsumsi gas bumi untuk proyek mencapai 15 persen dari total produksi. Jadi, lifting-nya hanya 85 persen dari total produksi. ’’Hal itu harus dievaluasi,’’ tegasnya. Industri migas telah berhasil membuktikan bahwa mereka mampu bertahan pada era harga minyak rendah. Performa produksi tetap dapat dipertahankan meski belanja modal dihemat.

Sejak 2014–2018, produksi minyak bumi 4 perusahaan migas terbesar di dunia, ENI, BP (British Petroleum), ExxonMobil, dan Shell, mampu bertahan diangka 1,8–3,8 mmboepd (juta barel setara minyak per hari). Serangkaian strategi pengeboran di sumur eksploitasi dilakukan untuk meningkatkan produksi migas. Khususnya Mahakam dan Sanga-Sanga yang merupakan dua blok prioritas.

Indonesian Petroleum Association (IPA) menilai iklim investasi hulu migas Indonesia semakin berkembang dan memberikan sinyal yang positif. Louise M. Mckenzie, pejabat presiden IPA, menuturkan, adanya insentif dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan keterbukaan data migas dari Kementerian ESDM memberikan gairah investasi di industri migas. (vir/c5/oki)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X