MTQ dan Hijrah Menuju Perbaikan Tilawatil Quran

- Kamis, 5 September 2019 | 10:38 WIB

Ismail

Guru Fikih MAN Insan Cendekia

Kabupaten Paser

 

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-41 tingkat Kaltim di Tanah Grogot, Paser, Selasa (3/9) lalu resmi berakhir. Para juara dari berbagai cabang musabaqah juga telah diumumkan. 

Tentu saja kebahagiaan dan kegembiraan yang menghiasi dan menyelimuti perasaan para pemenang. Khususnya dan para kafilah pada umumnya yang diharapkan. Sebab sejatinya MTQ itu lebih bersifat sakral dan suci, jika dibandingkan dengan musabaqah(pertandingan) lainnya seperti pekan olah raga. 

Karena yang dilombakan adalah kalamullah (perkataan Allah). Yang merupakan pedoman dan pelita hidup umat manusia. Jika Alquran benar-benar dihayati, maka tidak sepantasnya bagi yang belum juara merasa bersedih hati apalagi sampai patah hati dan putus asa. Sebab Allah SWT berfirman. 

“Katakanlah,”Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya (Alquran), hendaklan dengan itu mereka bergembira. Karena karunia dan Alquran itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan,” (Q.S. Yunus:58) 

MTQ kali ini oleh sebagian orang mungkin terasa berbeda. Sebab penyelenggaraannya berada di ujung 1440 Hijriah dan awal 1441 Hijriah. Karena itu, MTQ tahun ini hendaknya dimaknai sebagai momentum hijrah menuju perubahan dan perbaikan. 

Hijrah dalam arti perubahan dari prestasi yang baik menjadi lebih baik dan dari yang lebih baik menjadi yang terbaik. Terbaik dari sisi perencanaan, penyelenggaraan, dan hasil (output) MTQ. 

Jika berkaca pada pelaksanaan MTQ tingkat Nasional beberapa tahun terakhir, sepanjang pengetahuan penulis, prestasi yang diraih oleh kafilah Kaltim masih belum mengembirakan dan selalu berada di posisi papan bawah. 

Sebab itu, semua pihak yang berkepentingan dan berkaitan dengan MTQ hendaknya muhasabah. Kemudian bertekad kuat untuk melakukan hijrah dalam arti berkomitmen dan konsisten melakukan perubahan secara fundamental. Terutama dalam melakukan pembinaan dan pengembangan tilawatil quran kepada qari dan qariah untuk semua cabang musabaqah. 

Pemerintah, baik itu pemprov Kaltim maupun pemerintah kabupaten dan kota, saatnya lebih meningkatkan pembinaan dan dilakukan secara terencana, matang dan konsisten. Tentu didukung sumber daya insani yang mumpuni dan sumber dana yang memadai. 

Sebab, selama ini ada kesan bahwa pemerintah, dalam hal ini Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ), hanya melakukan pembinaan kepada calon peserta atau peserta pada saat ada atau menjelang MTQ. 

Sehingga seolah-olah LPTQ itu kehadirannya saat MTQ saja, dan tidak heran jika di setiap event MTQ Nasional, kafilah Kaltim masih belum mampu berada di papan atas. Padahal sejatinya, lembaga bentukan pemerintah ini betul-betul melakukan pengembangan dan pembinaan tilawatil quran, bukan perlombaan tilawatil quran. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X