Dermatitis Atopik pada Anak, Berawal dari Pipi Merah hingga Berdarah

- Rabu, 4 September 2019 | 15:28 WIB

Sebagai orangtua, Anda wajib mengetahui berbagai kondisi yang memungkinkan buah hati terserang penyakit. Bahkan hal sederhana seperti membiarkan kulit anak kering, bisa berujung pada penyakit kulit kronis atau dermatitis atopik. Apa itu dan bagaimana pencegahannya?

 

BAYI memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang. Membuat mereka rentan terhadap penyakit. Hal itu menuntut semua orangtua waspada. Nah, dermatitis atopik merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang bayi.

Dijelaskan dr Sukartini SpA, dermatitis atopik merupakan penyakit kulit kronis yang menimbulkan peradangan pada kulit. Muncul rasa gatal, serta kulit kering dan pecah-pecah.

“Penyakit ini juga dikenal dengan istilah eksem atopik. Tanda-tandanya timbul ruam merah di pipi anak dan semakin menebal jika tidak ditindaklanjuti dan dijauhi pemicunya,” ucap dokter spesialis anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda itu.

Selain ruam dan gatal, kulit penderita eksem atopik pun menjadi kasar, menebal, dan bersisik. Di kasus tertentu, kulit yang bermasalah dapat menimbulkan rasa sakit bahkan mengeluarkan darah. Penyakit ini merupakan kondisi yang banyak terjadi pada balita. Namun, tidak menutup kemungkinan dialami oleh anak-anak, remaja, atau orang dewasa.

Sukartini menjelaskan jika dermatitis atopik marak terjadi karena alergi makanan. Meski tidak dikonsumsi langsung oleh balita, namun bisa bereaksi melalui air susu ibu (ASI).

“Banyak kasus anak karena kelalaian orangtua. Biasanya, sang ibu alergi terhadap suatu makanan, tapi di satu waktu sang ibu yang masih memberikan ASI itu tidak sengaja atau sengaja konsumsi makanan tersebut. Akhirnya, sang anak yang masih menyusui pun terkena dampaknya,” jelasnya.

Penyakit yang bersifat genetik itu dapat muncul kembali atau kambuh. Dalam artian, ada satu momen gatal di bagian ruam akan hilang tapi timbul lagi jika dipicu oleh beberapa hal. Di antaranya, mengonsumsi makanan tak tepat, ibu yang masih memberikan ASI tak memperhatikan makanannya dengan baik, stres pada bayi, kulit kering, dan zat iritan.

“Untuk efek samping tentu saja berdampak pada kenyamanan bayinya. Tidur tak nyaman, mau main juga tak leluasa karena ruam merah yang ada juga memberikan rasa gatal berlebih. Jika tidak tangani bisa saja menyebar ke bagian tubuh lainnya. Seperti leher, lengan, sampai kaki,” bebernya.

Jika sudah begitu, sebagai orangtua Anda hendaknya segera mengganti mengganti baju anak senyaman mungkin dan kenakan pelembap bayi. “Semakin kering maka semakin gatal juga ruam merahnya. Jadi tetap jaga kelembapan kulit. Jika anak sudah merasa tenang dan mengendalikan rasa gatal. Langsung bawa ke dokter anak terdekat agar diberikan penanganan medis,” imbuhnya.

Dia menjelaskan jika para orangtua tak boleh panik hingga gegabah. Sebab, tak jarang ada orangtua memutuskan membeli salep pereda rasa gatal. Bukannya hilang, hal ini berisiko membuat bayi semakin tersiksa dengan rasa gatal semakin menyebar.

“Sebenarnya, tidak ada cara spesifik yang dapat mengobati dermatitis atopik pada bayi hingga benar-benar tuntas. Dokter juga hanya mampu meredakan rasa gatal dan mengurangi penyebarannya. Kunci terpentingnya adalah selalu jaga kelembapan kulit bayi Anda dan menghindari pemicunya,”  ucapnya. (*/nul*/rdm2)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X