Diprediksi Hingga Akhir Oktober Kebakaran Lahan Masih Terjadi

- Rabu, 4 September 2019 | 12:48 WIB

RIKIP/KP

PENAJAM- Kebakaran hutan dan lahan masih menghantui Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga akhir Oktober 2019 nanti. Pasalnya musim kemarau masih akan terjadi hingga pekan ketiga bulan depan. Dan membuat potensi kebakaran hutan dan akibat, akibat cuaca panas masih bisa terjadi.

Kecamatan Penajam menjadi kawasan yang paling rentan dihampiri kebakaran hutan dan lahan. Terutama di Desa Giripurwa hingga Kelurahan Petung dan sebagian Kelurahan Nenang, yang kebanyakan merupakan lahan gambut. Termasuk Kelurahan Gunung Steleng dan Ke;urahan Saloloang yang terdiri dari semak belukar.

Sementara kecamatan lainnya, semisal Kecamatan Waru, Kecamatan Sepaku hingga Kecamatan Babulu potensi kebakaran lahan gambut, tidak terlalu besar. Karena merupakan areal semak belukar dan pertanian. “Yang paling berpotensi kebakaran lahan ada di Kecamatan Penajam. Apalagi kebanyakan merupakan lahan gambut dalam, yang membutuhkan tenaga dan biaya yang cukup besar untuk penanganannya,” kata Kepala Sub Bidang (Kasubid) Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU Nurlaila, kepada Kaltim Post .

Menurut data BPBD Kabupaten PPU sejak memasuki awal musim kemarau pada pertengahan tahun hingga awal September 2019 sedikitnya sudah ada sekira 11 kasus kebakaran hutan dan lahan yang ditangani pihaknya. Karena cuaca panas dan angin kencang membuat api dengan cepat merambat ke hutan dan lahan. Oleh karenanya, BPBD Kabupaten PPU akan menggelar rapat koordinasi di Pemkab PPU pada Rabu (4/9) hari ini, untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau ini.

“Kami akan mengumpulkan camat, lurah dan kepala desa berkoordinasi mengantisipasi bencana kebakaran. Larena tidak menutup kemungkinan kebakarannya disebabkan bukan pemilik lahan. Tapi dari punting rokok yang dibuat warga yang melintas di sekitar kawasan tersebut,” jelas dia. 

Selain itu, rapat koordinasi nanti juga akan melibatkan lintas vertikal lainnya, yakni TNI-Polri, termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, yakni Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DKPP), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Kesehatan (Diskes).

Rapat koordinasi tersebut, juga akan membahas potensi kebakaran hutan dan lahan gambut. Yang telah diantisipasi dari tahun 2016, dengan melakukan koordinasi dengan pejabat kewilayahan setempat. Terutama yang ada di Kecamatan Penajam. “Mudah-mudahan melalui rapat koordinasi ini, kasus kebakaran lahan bisa ditangani dengan baik. Apalagi kebakaran pada lahan gambut, membutuhkan biaya operasional yang cukup besar untuk penanganannya,” tandasnya. (*/kip)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X