Cerita TK ABA Kauman, Jogjakarta, setelah Satu Abad Berdiri

- Rabu, 4 September 2019 | 11:45 WIB

Prinsip pengajaran yang terus dijaga di TK Aisyiyah Bustanul Athfal adalah keseimbangan antara pengetahuan agama dan umum. Banyak tokoh besar yang pada masa kanak-kanaknya dididik di sini.

 

WINDA ATIKA IRA PUSPITA, Jogja, Jawa Pos

 

MEJA, papan tulis, dan lemari di dalam gedung tua nan kukuh itu seperti bersepakat melempar siapa saja ke mesin waktu. Ke dekade demi dekade yang telah mereka lewati bersama-sama.

Jadi saksi keteguhan TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kauman, Gongomanan, Jogjakarta, berkhidmat dalam pendidikan usia dini. Yang telah dimulai jauh sebelum negeri ini merdeka. Satu abad silam.

’’Banyak turis asing yang ke sini, sering tanya dan juga foto-foto. Belum lama ini dari Prancis yang datang,’’ kata Dewi Widiastuti, ketua bidang kesiswaan TK ABA Kauman, Jogjakarta, kepada Jawa Pos Radar Jogja.

Gedung itu memang telah jadi cagar budaya. Jadi sasaran kunjungan berbagai kalangan. Mulai para murid dan guru serta para wisatawan, termasuk turis asing. Karena di tempat itulah pada 21 Agustus 1919 berdiri sekolah setingkat taman kanak-kanak (TK). Pionir pendidikan usia dini di tanah air.

Awal berdiri, sekolah tersebut numpang di gedung di sebelah masjid keraton. Sebelum akhirnya KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, membangun gedung sendiri.

’’Kala itu banyak orang tua yang disibukkan bekerja sebagai buruh batik di sekitar Kauman. Anak-anak pun bermain tanpa pendampingan,’’ ungkap Pengurus TK ABA Kauman Siti Zawidah Indiyati tentang motivasi awal pendirian sekolah.

Mengutip situs Universitas Muhammadiyah Malang, melalui Aisyiyah, organisasi otonom bagi perempuan Muhammadiyah yang didirikan pada 19 Mei 1917, Nyai Ahmad Dahlan mengumpulkan anak anak tersebut untuk diajak bermain dan belajar. Bukan hanya anak laki-laki yang diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan itu, anak perempuan pun diberi akses yang sama oleh Nyai Ahmad Dahlan. Padahal, saat itu pendidikan masih menjadi ’’milik’’ laki-laki.

Zawidah melanjutkan, Aisyiyah pun tergerak. Memberikan pencerahan, pencerdasan, pendidikan, dan pembinaan sejak dini dengan penanaman nilai-nilai akidah dan akhlak kepada anak-anak.

Pendidikan usia dini yang dirintis Nyai Ahmad Dahlan itu diberi nama Froebel Kindergarten ’Aisyiyah. Nama tersebut di kemudian hari berubah menjadi ’Aisyiyah Bustanul Atfal yang berarti taman bermain anak Aisyiyah.

Saat ini Aisyiyah telah memiliki Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), PAUD, dan pendidikan sejenis berjumlah puluhan ribu yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Keberadaan TK ABA juga menginspirasi organisasi lain untuk mendirikan pendidikan sekolah sejenis.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati menganggap Nyai Amad Dahlan layak disebut pahlawan perlindungan anak. ’’Jasa Nyai Ahmad Dahlan sangat besar dalam menjadikan anak Indonesia sebagai pribadi yang mandiri dan berkepribadian baik,’’ katanya sebagaimana yang juga dikutip dari situs Universitas Muhammadiyah Malang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X