11 Jam Menegangkan Pelajar Kaltim Terjebak Demonstrasi di Hong Kong

- Selasa, 3 September 2019 | 10:12 WIB

Ada 31 warga Kaltim yang saat ini berada di Hong Kong. Mengikuti Hong Kong International Mathematical Olympiad 2019. Namun, aksi massa berbaju hitam mengancam rencana kepulangan mereka ke Tanah Air, hari ini (3/9).

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

JARUM jam menunjukkan pukul 09.28 di Hong Kong. Tak ada selisih waktu dengan Kaltim. Sonny Sudiar segera membalas pesan WhatsApp dari Kaltim Post. Permintaan wawancara diiyakan. Namun, harus menunggu 10 menit.

“Maaf, saya baru bangun,” kata Sonny begitu dihubungi melalui WhatsApp voice.

Sonny adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Dia berada di Hong Kong sebagai pendamping peserta Hong Kong International Mathematical Olympiad 2019. Dari 200 peserta asal Indonesia, 31 di antaranya dari Kaltim. “Pesertanya ada 12 orang dari Balikpapan dan Samarinda. Sisanya orangtua, anak-anak, dan pendamping,” katanya.

Dia masih merasakan lelah. Setelah sehari sebelumnya, Ahad (1/9), rombongannya terjebak dalam situasi menegangkan. Berada di tengah massa yang melakukan aksi demonstrasi menolak RUU Ekstradisi. Yang memanas sejak Sabtu (31/8). “Kami berangkat dari penginapan jam 3 sore,” ucapnya. Rencananya mereka menuju Asia World–Arena. Lokasi awarding ceremony bagi peserta. Jaraknya menggunakan bus rute A21 bisa ditempuh dengan waktu satu jam dengan satu kali pemberhentian.

Namun, bus tak bisa lewat. Saat yang bersamaan muncul massa berkaus hitam dan bermasker memenuhi jalan. “Dari arah kami, lokasinya itu searah menuju HKIA (Hong Kong International Airport),” sebutnya. HKIA salah satu lokasi tujuan pedemo. Sebab bus tak bisa lewat, rombongan lantas berangkat dari Stasiun Mass Transit Railway (MTR) Tsim Sha Shui menuju Stasiun Central lanjut ke Stasiun Lai King dan berakhir di Stasiun Tung Chung. Namun, rombongan terjebak oleh kerumunan massa pedemo.

“Kami melihat pedemo menghancurkan pintu kaca stasiun, hidran, dan fasilitas publik lainnya,” katanya. Tak bisa bergerak, mereka menghubungi Konsulat jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong. Petugas KJRI pun meminta mereka mencari lokasi aman. Menunggu petugas KJRI datang menjemput. “Sekitar 15 menit kami menunggu. Tapi kami lihat petugas KJRI-nya juga datang dengan jalan kaki,” ucapnya. Hari semakin sore. Pedemo dan polisi sudah saling berhadapan.

Khawatir terkena imbas kericuhan, rombongan bergerak. Mereka berusaha menghindari kerumunan. Sambil berusaha mencari transportasi untuk kembali ke penginapan. “Tapi tak ada satu pun transportasi umum, baik bus maupun taksi,” ujarnya. Sonny menyebut, semakin sore, massa semakin banyak. Rombongan berusaha mencari lokasi aman. Selain aman dari pedemo, mereka khawatir terjebak dalam badai topan level 3 yang diprediksi akan terjadi. “Kami harus mencari lokasi aman,” sebutnya.

Keluar dari Stasiun Tung Chun, rombongan sempat berhenti di bawah jembatan flyover. Mereka pun memutuskan pergi ke Mal Citygate. Lokasinya bersebelahan dengan Stasiun Tung Chun. Di sana mereka memutuskan beristirahat. “Tapi tak lama pedemo memasuki mal. Kami terpaksa bergeser kembali,” katanya. Ada informasi soal masjid milik orang Pakistan. Jaraknya 800 meter dari lokasi mereka saat ini. “Tapi untuk menuju masjid tersebut, kami harus melewati pedemo dan barikade polisi,” imbuhnya.

Salah satu tujuan rombongan adalah sebuah hotel berbintang. Namun mereka tak bisa masuk. Pintu ditutup dan dijaga. Saat itu pukul 5 sore, dalam kondisi lapar mereka bertemu sejumlah warga negara Indonesia di sekitar areal mal. “Biasanya areal ini jadi lokasi berkumpul WNI kalau weekend. Kami diberi ransum snack,” ucapnya. Akhirnya, setelah menunggu berjam-jam, mobil dari pihak KJRI datang. Pelaksana Tugas (Plt) Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala Purba disebut Sonny datang langsung.

Memastikan kondisi rombongan dan mengantar mereka ke penginapan. Namun karena situasi di sejumlah ruas jalan Hong Kong dipenuhi massa, perjalanan harus ditempuh dengan lambat. “Kami baru bisa pulang jam 2 pagi tadi (kemarin),” tuturnya. Disebutnya, kondisi rombongan baik-baik saja. Hanya kelelahan setelah 11 jam terpaksa berjibaku dengan situasi yang ada. Yang paling merasakannya adalah anak-anak. Kemarin mereka diminta tidak keluar penginapan. Surat edaran KJRI Hong Kong menyebut unjuk rasa bakal terjadi kembali. Sore hari, pada 2, 3, 7, dan 14 September.

“Soal larangan kaus hitam tidak ada. Tapi kami sudah mengetahuinya dan menghindarinya,” katanya. Rencananya hari ini rombongan pulang ke Balikpapan. Jadwal penerbangan pukul 17.00 Wita. Namun untuk menghindari massa, mereka akan berangkat lebih awal. Sekitar pukul 10.00 Wita. “Bandaranya sendiri aman. Namun kalau sore jalan menuju bandara akan dipenuhi massa,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X