NUNUKAN -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang menyiapkan strategi untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di lokasi calon ibu kota negara (IKN) baru. Diberi nama Kalimantan Ring, tender jaringan ini rencananya dibuka paling lambat 2021.
Menteri Kominfo Rudiantara menuturkan, upaya ini dilakukan untuk menopang kebutuhan internet di IKN baru. Mengingat, akan banyak perpindahan masyarakat ke Kalimantan, terutama di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur yang jadi lokasi calon IKN.
"Diperkirakan traffic internet juga akan meningkat. Karena itu, kita akan buat Kalimantan Ring untuk meningkatkan keandalan infrastruktur telekomunikasi," paparnya ditemui di Nunukan, Kalimatan Utara baru-baru ini. Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak operator terkait rencana tersebut. Meski belum merinci, pria yang akrab disapa Chief RA ini menegaskan, tender pembangunan bakal dibuka paling lambat dua tahun mendatang. "Yang jelas sebelum pindah ibu kota negara, jaringan telekomunikasi sudah siap," tuturnya.
Selain itu, Kominfo juga berencana membangun gateaway internasional di Kalimantan. Saat ini, kata dia, untuk mengakses internet di wilayah Kalimantan, terutama Nunukan, traffic data harus dibawa ke Jakarta atau Singapura terlebih dahulu. Sehingga mempengaruhi kecepatan internet di sana.
"Jadi nanti Kalimantan punya gateaway untuk traffic dayanya sendiri," ungkapnya. Rencananya, pembangunan gateaway dilakukan dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif menuturkan, dalam pembangunan jaringan di Kalimantan nanti tak cukup hanya dengan membangun Base Transceiver Station (BTS). Perlu ada pembanguanan jaringan utama atau backbone.
Dia menjelaskan, dalam pembangunan jaringan telekomunikasi ada hirarki yang harus dipenuhi. Pertama, jaringan backbone (tulang punggung) seperti palapa ring atau jalan tol informasi yang sudah dibangun oleh pihaknya dan Kominfo di Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Kedua, jaringan backhaul (fishbone). Terakhir, jaringan akses atau last mile seperti Base Transceiver Station (BTS).
Meski kini Kalimantan sudah masuk dalam jaringan Palapa Ring, diakuinya, jaringan di sana belum sehandal Pulau Jawa. Bentuk ringnya pun belum sempurna. Oleh karena itu, butuh pembangunan jaringan utama dan pendukung yang membentuk ring secara sempurna.
"Intinya bahwa di Kalimantan nanti butuh jaringan telekomunikasi handal. Jadi perlu dilengkapi jaringan utama dan beberapa pendukung," jelasnya Dia menekankan, konsep pembangunan ini harus segara dikomunikasikan dengan pihak operator telekomunikasi di Indonesia. Dengan begitu, dapat diketahui pembagian peran dalam upaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di IKN baru. "Kalau ada segmen yang tidak menarik secara bisnis oleh operator, pemerintah yang bangun," ungkapnya.
Pembangunan infrastruktur di wilayah Kalimantan ini dinilai bakal lebih mudah dibanding Papua. Sebab, secara geografis, bukit-bukit di sana tak setinggi kawasan Papua. Sehingga dari segi pembiayaan pun bakal lebih murah. (mia/jpc)