Jadi Pendengar yang Baik

- Minggu, 1 September 2019 | 22:29 WIB

Banyak daerah di Indonesia yang sudah dia sambangi. Memulai karier dari nol sebagai waitress pernah dirasakan. Alasan sederhananya memilih perhotelan saat kuliah justru mengantarkan pada karier gemilang? Pengalaman adalah guru terbaik bagi Juanita Putri.

 

SENYUMNYA merekah ketika menyambut kehadiran awak Kaltim Post di Balikpapan Midtown Express Hotel. Berbagai hidangan tersedia di atas meja. Dia meminta untuk mencicipi segera. Jangan malu-malu, pesannya. Sembari berkenalan, perempuan berpostur tinggi itu menyerahkan sesuatu. Kartu nama dengan nuansa ungu. Tertulis, “Juanita Putri”. Dialah hotel manager dari hotel bintang dua yang terletak di bilangan Jenderal Sudirman Balikpapan.

Perempuan yang akrab disapa Juan itu memang berlatar belakang pendidikan perhotelan. Juan pernah menjadi waitress di salah satu restoran di Surabaya setelah lulus kuliah pada 2005. Sejak 2007 sampai awal 2017, Juan sudah menginjakkan kaki di berbagai daerah di Indonesia seperti Ternate, Palangka Raya, Pontianak, dan Lampung. Sebelumnya, dia pernah dua kali bekerja di tempat yang berbeda di Balikpapan pada 2009 dan 2016.

Kini dia memimpin Midtown Express Balikpapan sejak awal berdiri pada 2018. “Alasan saya kuliah perhotelan, karena suka dengan ketentuan yang mengharuskan mahasiswanya menggunakan seragam. Kalau kuliah umum kan pakai baju bebas ya. Saya lebih suka yang terorganisir, daripada bingung nanti harus gimana. Akhirnya berkarier di perhotelan,” ungkap Juan tertawa kecil.

Menjadi hotel manager adalah tantangan. Apalagi harus memimpin semua departemen. Dulu, ketika masih menjadi director of sales and marketing, dirinya hanya memimpin satu departemen. Menurut Juan, menyatukan visi dan misi dengan rekan kerja perlu dilakukan. Sebelum melamar sebagai hotel manager, Juan sama sekali tak menaruh ekspektasi. Rekan kerja yang kebanyakan masih berusia muda, membuat dia nyaman dan mudah mengarahkan.

“Kerja di perhotelan itu asyik, bisa ketemu banyak orang, bisa mengenal sifat tamu. Enggak membosankan. Menurut saya, kalau mau kerja di hotel itu harus low profile. Di posisi saya sekarang saja, saya masih harus melayani orang. Meski awalnya terasa sulit, lama-kelamaan saya sudah terbiasa dengan ritmenya,” sambung Juan.

Kemampuan sebagai pimpinan hotel tak cukup jika hanya mengandalkan leadership atau managerial skill. Bagi Juan, seorang hotel manager juga harus mampu menciptakan suasana kekeluargaan. Layaknya Juan yang ingin membuat para tamu merasa seperti di rumah ketika tiba di hotel.

Jadi, tak hanya modal nyaman saja. Itu yang ingin dia tanamkan pada semua karyawan. Disematkannya kata express di nama hotel, membuat hotel itu menargetkan pasar milenial. Usia karyawan yang masih tergolong muda, dijadikan Juan pula sebagai kesempatan untuk mendekati mereka lebih dalam. Menyentuh hati mereka sehingga merasa dihargai. Dia ingin menjadi pemimpin yang bisa memahami rekan.

“Saya lebih memosisikan diri sebagai pendengar yang baik. Jadi, kalau mereka ingin bercerita apa saja, saya bisa tahu keluh kesahnya. Komunikasi yang penting juga turut membantu kerjasama kami,” pungkas perempuan kelahiran 1984 itu. (*/ysm*/rdm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X