SAMARINDA – Wacana pemangkasan cabang olahraga (cabor) dalam PON 2020 di Papua masih membuat resah. Terutama untuk yang menjadi andalan Kaltim seperti kriket.
Dari daftar potensi cabor yang akan dicoret, beberapa diantaranya adalah cabor unggulan Kaltim seperti catur, kriket, dan dansa. Tak sedikit prestasi yang sudah dipersembahkan untuk Benua Etam baik nasional maupun internasional.
Sekretaris Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Kaltim, Budhi Iriawan, mengatakan saat ini pihak PB PCI melakukan komunikasi intens dengan Kemenpora, KONI pusat, dan PB PON untuk menentukan nasib cabor kriket. "Ketua umum PCI Pusat masih melakukan lobi-lobi ke Kemenpora, KONI Pusat, PB PON," ungkapnya.
Disebutkan Budhi, saat ini tengah berlangsung diskusi di Jakarta untuk membahas kebijakan pencoretan 10 cabor dari PON Papua. Dalam agenda tersebut, berkembang rekomendasi cabor yang akan dicoret diselenggarakan di tempat lain, tidak di Papua.
"Sampai hari ini (kemarin), KONI Pusat ada acara workshop di Jakarta untuk menyikapi polemik ini. Ada wacana untuk 10 cabor yang dikurangi bisa diselenggarakan di Provinsi lain," jelasnya.
Senada dengan pengurus kriket, Luhur Wicaksono, sekertaris Pengurus Provinsi Ikatan Olahraga Dance Sport (Pengprov IODI) Kaltim mengatakan saat ini pihak IODI pusat masih melakukan lobi-lobi agar cabor dansa bisa dipertandingkan.
"Masih lobi-lobi semua cabor yang ditandai merah (potensi dicoret)," ucapnya singkat.
Usulan pemangkasan 10 cabor mengemuka setelah rapat bersama Presiden Jokowi, Menpora, dan ketua panitia PB PON Papua pada 26 Agustus 2019 lalu. Beberapa cabor yang berpotensi untuk dicoret antara lain, bermotor, bridge, catur, kriket, dansa, gateball, pentanque, selam, ski air, dan woodball. (*/abi2)