Gedung “Disentuh” setelah Puluhan Tahun, Murid Kelas 6 Hanya Tiga Orang

- Sabtu, 31 Agustus 2019 | 12:10 WIB

SD 017 Samarinda dulu kurang dilirik. Sistem zonasi yang membuat sekolah itu diserbu murid baru.

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda

 

MENDUNG menghiasi langit Samarinda, Selasa (27/8) pagi. Gerimis mulai turun, kaki-kaki kecil serempak sedikit berlari. Menghasilkan suara khas saat lantai kayu diketuk kaki. Berseragam putih merah, mereka duduk menata buku bersiap untuk hari itu. Doa dirapal, harap bisa dapat ilmu maksimal meski belajar sementara tak di gedung sekolah lagi.

Para pemilik kaki-kaki kecil adalah murid kelas 1 yang bersekolah di SD 017 Samarinda Utara. Tak seperti sekolah pada umumnya, mereka belajar di sebuah rumah dengan lebar 6 meter dan panjang 12 meter.

Sebab, sekolahnya tengah direnovasi total. Sempat sebulan belajar di bawah tenda terpal, seminggu terakhir murid mendapat tumpangan rumah. Setelah, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang meminjam langsung kepada si empu rumah yang jaraknya sekitar 100 meter dari sekolah.

Agar serasa ruang kelas, rumah disekat dengan kayu tripleks jadi dua ruang kelas. Belajar pun bergantian. Kelas 1A dan 1B belajar mulai pukul 07.30–10.00 Wita. Lalu berganti dengan kelas 2 dan 3 hingga pukul 13.30 Wita.

Lalu dilanjutkan pukul 16.30 Wita untuk kelas 4 dan 5. Sementara kelas 6 memakai ruangan kecil di belakang karena siswanya hanya tiga orang. Rencananya, mereka bakal sekitar tiga atau empat bulan di rumah itu, hingga renovasi sekolah selesai.

Belajar jadi kurang fokus. Sekat tipis tak bisa membendung riuh suara murid di kelas sebelah. Suara antar-kelas pun bersahut-sahutan. Guru yang mengajar harus meninggikan suara ketika suara murid lebih ramai. Lalu disambut keheningan para murid.

SD 017 berada di RT 07 Jalan Batu Cermin, Samarinda Utara. Di sekolah itu ada 137 siswa yang belajar. Angka yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab tahun ini SD 017 menerima murid baru dua kelas dengan total murid sekitar 56 orang. Sebelumnya, memenuhi satu kelas dengan standar 28 orang per kelas saja susah.

“Saya pernah dengar, waktu awal 2000-an, muridnya hanya 19 orang. Tahun lalu, murid kami hanya 60-an orang. Tetapi, karena zonasi semuanya jadi ke sini. Awalnya kami mau membuka hanya satu kelas untuk tahun ajaran baru, karena permintaan wali murid jadi tambah satu kelas lagi,” kata Kepala SD 017 Samarinda Utara Mohammad Anwar.

Jumlah murid yang kadang dalam satu kelas bisa dihitung dengan jari, membuatnya juga terbatas mendapatkan bantuan operasional sekolah. Apalagi, dari 11 tenaga pendidik di sekolah itu, ada delapan yang honorer. Anwar pun harus putar otak agar tetap bisa memberikan gaji guru honorer sekitar Rp 500 ribu tiap bulan.

“Kan dana bantuan operasional sekolah itu turunnya tidak tiap bulan. Jadi, saya kadang nombok dahulu,” kisah lelaki yang sebelumnya mengabdi 25 tahun di SD 003 Samarinda Seberang tersebut.

Tak mampu membayar penjaga sekolah, Anwar memilih tinggal di lingkungan sekolah. Sebab, jika tak ditunggu, banyak barang yang hilang. Mengingat kawasan sekolah sangat sepi dan rawan maling. Padahal, kondisi sekolah sudah memprihatinkan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X