Banyak Fraksi, Banyak Kepentingan

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 13:14 WIB

SAMARINDA–DPRD Samarinda periode 2019–2024 dihuni perwakilan 10 partai politik (parpol). Meramu alat kelengkapan dewan (AKD), penghuni anasir pimpinan, hingga konfigurasi fraksi masih berjalan selepas mereka dilantik, 26 Agustus lalu.

Parpol yang memiliki kader terpilih lebih dari empat orang, syarat minimum pembentukan fraksi berdasarkan jumlah komisi di DPRD Samarinda, tentu jemawa membentuk fraksinya sendiri.

Sebut saja, PDI Perjuangan dan Gerindra yang sama-sama mendapat jatah 8 kursi. Cerita tentu berbeda untuk PKB, PPP, dan Hanura yang jumlah keterwakilan elektoralnya tidak menyentuh angka empat. Ada dua opsi yang bisa dipilih tiga puak ini, meleburkan diri pada fraksi partai lain atau berkoalisi membentuk poros mereka sendiri.

Dari 10 puak penghuni Basuki Rahmat, sebutan DPRD Samarinda itu, diprediksi bakal terbentuk 7–8 fraksi. Jumlah ini, tentu lebih banyak dari DPRD periode 2014–2019 yang berjumlah enam.

Bertambahnya jumlah fraksi itu dinilai pengamat politik asal Unmul Samarinda Budiman, membawa kecenderungan meningkatnya dinamika politik di Kota Tepian ke depannya. Meningginya dinamika tentu akan berdampak pada pengambilan kebijakan, baik dari sisi anggaran maupun masalah pemerintahan lainnya.

“Bisa kian alot. Makin banyak kepala, makin lamban untuk menemukan kata sepakat,” ucapnya ketika dihubungi media ini, Kamis (29/8).

Unsur pimpinan yang dihuni PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, dan PKS tentu jadi nilai tambah bagi empat partai ini. Meski dewan bersifat kolektif kolegial, kunci pengambil keputusan tertinggi ada di unsur pimpinan.

Menurut kepala Prodi Pemerintahan Integratif (PIN) FISIP Unmul itu, meredam dinamika politik dengan banyaknya fraksi itu tentu tidaklah susah. Ada berbagai kemungkinan. Koalisi atau adanya kesamaan gagasan personal anggota dewan jelas bisa menekan kepentingan-kepentingan yang ada. “Kata kuncinya, semakin sedikit kepala makin sedikit pula bentrokan kepentingan,” tutupnya.

Politik memang tak berwujud dan ajek disebut cair. Alasannya sangat sederhana, dari yang bersitegang adu urat kepentingan dapat bersulih rupa jadi lengang cukup dengan mengganti mediumnya. (*/ryu/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X